BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi di Jabar Termasuk Bandung Akibat Hujan Lebat-Angin Kencang

- 27 Desember 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi Bencana Hidrometeorologi di Bandung
Ilustrasi Bencana Hidrometeorologi di Bandung /Portal Bandung Timur/heriyanto

PRFMNEWS – Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat dan pemerintah daerah di Jawa Barat (Jabar), termasuk wilayah Bandung Raya untuk mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi pada sepekan ke depan tepatnya 27 Desember 2023 - 3 Januari 2024.

Penyebab potensi bencana hidrometeorologi melanda sejumlah wilayah di Jabar selama sepekan ke depan bahkan telah terjadi pada malam perayaan Natal yakni 25 Desember 2023, kata Dwikorita, akibat kondisi dinamika atmosfer yang memicu cuaca ekstrem.

Bencana hidrometeorologi pada periode Natal yakni angin kencang melanda Kecamatan Baleendah, Ciparay dan Arjasari, Kabupaten Bandung. Kemudian, banjir bandang di Kecamatan Dayeuhkolot dan Margaasih, Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Ini Jadwal dan Harga Tiket Naik Pesawat Rute Bandung-Pangandaran

Selain itu, banjir juga terjadi di Kota Cimahi akibat luapan Sungai Ciputri. Sementara tanah longsor terjadi di Desa Salam Mulya, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta.

"Kejadian bencana tersebut turut dipicu oleh hujan intensitas lebat hingga ekstrem dalam satuan intensitas per jam, di mana curah hujan terukur hingga 28.8 mm/jam pada periode pukul 15.40-16.40 WIB di Stasiun Geofisika BMKG Bandung, curah hujan 70 mm/jam pada pukul 15.30-16.30 di daerah Cimahi, dan terukur 56.8 mm/jam pada pukul 14.00-15.00 di wilayah Purwakarta," jelas Dwikorita dalam keterangan tertulisnya di laman resmi BMKG, Rabu 27 Desember 2023.

Hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem tersebut, lanjut Dwikorita, akibat dinamika atmosfer di antaranya melemahnya pusat tekanan rendah yang membentuk sirkulasi angin di sekitar Laut Cina Selatan.

Baca Juga: Cara Pakai IKD untuk Naik Kereta Api di Stasiun Bandung, Pesan Tiket hingga Check In Penumpang

Kondisi tersebut menyebabkan aliran massa udara basah dari utara masuk ke wilayah selatan ekuator dan membentuk pola pertemuan angin di sekitar wilayah Jawa Barat, sehingga memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan yang intens di sekitar Jabar. Diperkuat pula dengan adanya aktivitas gelombang Kelvin dan Rossby Wave yang aktif bersamaan di sekitar wilayah Indonesia bagian Barat.

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah