RSHS Bandung Tetap Siagakan Ruangan Khusus Bagi Pasien Covid-19

- 15 Desember 2023, 19:00 WIB
RSHS Bandung
RSHS Bandung /Dok PRFM

"Hingga saat ini untuk kasus Covid-19 di RSHS belum menunjukan angka peningkatan yang signifikan dalam hal penambahan jumlah kasusnya maupun mortalitas," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Infeksi Khusus RSHS Bandung, Jovita Hartantri menjelaskan, setelah memasuki masa endemi, RSHS Bandung sudah tidak banyak menangani pasien kasus Covid-19.

Hanya satu sampai dua pasien yang ditangani di RSHS Bandung sejak Juni 2023 lalu, dan sampai hari ini tidak sedang merawat pasien baru.

Baca Juga: Penumpang Motor Tewas Terlindas di Jalan Raya Cibiru Kota Bandung Pagi Tadi

"Tapi itu juga tidak menunjukan satu peningkatan yang signifikan. Jadi kalau kita lihat kasus yang terakhir itu sempat kosong di bulan Agustus (2023), bulan Juli itu tidak ada kasus lagi hanya sisa dari bulan Juni yang dirawat. Lalu dua bulan hampir tidak ada kasus, hanya ada satu waktu itu dari pemeriksaan karena kalau dari kami di RSHS melakukan screening ya untuk pasien-pasien yang akan menjalani operasi. Itu ada satu waktu tapi ringan dan kemudian pulang di Bulan Agustus, sedang pasien lain tidak ada sampai September 2023," jelas Jovita.

Terkait varian Covd-19 terbaru, Jovita memastikan semua pasien Covid-19 yang pernah dirawat di RSHS Bandung tidak pernah menunjukan adanya varian di luar Omicron.

"Jadi kalau kita lihat terakhir itu kita tahu varian Omicron mulai munculkan di akhir tahun 2021 lalu full/penuh di tahun 2022 dan sampai 2023. Nah itu kasusnya masih dengan Omicron, dan juga dalam tahun 2022 kami melihat kasus-kasus Omicron itu paling banyak," ucapnya.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Optimalkan Pasokan Energi di Wilayah Regional Jawa Bagian Barat Selama Nataru

Adapun terkait pasien Covid-19 yang meninggal dunia, Jovita mengatakan pasien tersebut tidak hanya menderita penyakit Covid-19, melainkan juga terdapat penyakit berat lainnya sehingga membuat pasien tidak tertolong.

"Memang ada di bulan November kemarin pasien meninggal, tapi itu karena ada komplikasi lain. Sebenarnya kalau kami lihat dari perjalanan COVID dan derajat Covidnya sebenarnya tidak berat, jadi yang berat adalah adanya infeksi lain, infeksi TB dan infeksi lain yang kemudian membuat pasien menjadi tidak tertolong," pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah