Pemerintah Kota Bandung Kaji Ulang Kebutuhan PLTSa di Gedebage

- 9 Maret 2023, 10:45 WIB
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dudy Prayudi bilang Pemkot kaji ulang kebutuhan PLTSa di Gedebage, Rabu 8 Maret 2023
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dudy Prayudi bilang Pemkot kaji ulang kebutuhan PLTSa di Gedebage, Rabu 8 Maret 2023 /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS - Dalam upaya menekan jumlah sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA), Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan PT Bandung Raya Indah Lestari (BRIL) mengkaji kembali kebutuhan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Gedebage.

"Saat ini kita sedang koordinasi dengan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) dikomandoi oleh Bappelitbang. Melihat dari aspek yuridis, hukum, dan aspek lainnya sesuai dengan regulasi yang ada," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dudy Prayudi.

Namun menurut Dudy, dari 2013 hingga sekarang tentu sudah banyak aturan yang berubah. Oleh karena itu, untuk memastikan hal tersebut, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kemenkomarves.

Baca Juga: Yana Mulyana Minta Pejabat di Bandung untuk Lapor Pajak dan Tak Pamer Harta Kekayaan

"PT. BRIL (Bandung Raya Indah Lestari) memang sedang melakukan penghitungan ulang. Kajian 2013 harus di update contohnya contohnya dari sisi biaya. Kalau tenggat waktu nanti akan dibahas kembali," katanya.

Ia menuturkan, strategi lain untuk penanganan sampah sambil menunggu keputusan PT. BRIL di antaranya dengan mengoptimalkan program Kang Pisman.

"Kita masih menggunakan TPA Sarimukti karena Legok Nangka belum bisa digunakan. Kita jalankan dengan Kang Pisman. Sudah tersebar di 180 kawasan bebas sampah. Kalau dari sisi jumlah memang belum menyesuaikan, setidaknya mengurangi," ungkapnya.

Baca Juga: Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan 2023 Digelar 22 Maret

Berbagai metode lain juga dilakukan, seperti kompos, magotisasi, biodigester, dan RDF. Tahun ini akan dibangun tiga tempat pengolahan sampah terpadu yang metodenya sama dengan di Cicukang Holis, tapi kapasitasnya lebih besar.

"Di Holis itu bisa olah sampah sampai 10 ton per hari. Kalau tiga lokasi yang nanti dibangun bisa mencapai akumulasi 100 ton sampah per hari," paparnya.

"Bahkan, tahun depan akan dibangun di tiga lokasi lagi, yakni Pasir Impun, Jelekong, dan Taman Sehati. Dengan upaya tersebut, bisa mengubah tempat penampungan sampah menjadi tempat pengolahan sampah. Sehingga setidaknya bisa mengurangi sampah yang dikirim ke TPA," jelasnya.

Baca Juga: Dipergoki Warga, Begini Kronologis Kakek Diduga Perkosa Nenek 95 Tahun di Bekasi

Dudy mengatakan, saat ini ada perusahaan tekstil di Bandung yang sedang bekerja sama dengan Pemkot Bandung untuk menyerap Refuse-derived fuel (RDF) ini.

Meski sebenarnya kebutuhannya besar, tapi produksinya saat ini masih kecil. Dari 10 ton sampah yang diolah RDF, hanya menghasilkan 3-4 ton.

"Ini kita melakukan kerja sama dengan pabrik tersebut didampingi oleh BRIN. Karena kami ingin memastikan RDF yang dihasilkan oleh kita ini cocok untuk pabrik tekstil," tutupnya.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah