Proyek Flyover Terpanjang di Bandung Ternyata Didanai Negara Lain, Sempat Terhenti karena Konflik Timur Tengah

13 Juni 2024, 07:00 WIB
Flyover Pasupati di Kota Bandung resmi berganti nama menjadi Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja. /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS - Ternyata, proyek pembangunan Jalan Layang (Flyover) terpanjang di Kota Bandung ternyata menggunakan dana pinjaman dari negara lain.

Flyover tersebut adalah Flyover Pasupati, yang kini bernama Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja.

Flyover Pasupati resmi berubah nama menjadi Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja pada Maret 2022 lalu.

Baca Juga: Cuma 4 Hari, Event Kuliner All You Can Eat Durian di Kota Bandung Cuma Bayar Rp99 Ribu

Flyover Pasupati merupakan akses menuju pusat Kota Bandung dari Exit Tol Pasteur.

Pembangunan Flyover Pasupati didanai oleh Pemerintah Kuwait.

Berdasarkan dokumen perjanjian dengan Pemerintah Indonesia, Kuwait memberikan pinjaman dana sebesar Rp473 miliar.

Baca Juga: Tanpa Petugas, Bayar PBB dan Pajak Kendaraan di Bandung Kini Cukup 5 Menit, Praktis Bebas Antre

Flyover Pasupati mulai dibangun pada tahun 1998 dan selesai pada 2005.

Tepatnya pada 12 Juli 2005, Presiden Republik Indonsia kala itu, Susilo Bambang Yudhono (SBY) melakukan peresmian.

Proyek pembangunan Flyover Pasupati tidak semulus yang diharapkan Pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Segera Pindahan, PKL Jalan Ahmad Yani Garut yang Direlokasi Akan Tempati 4 Lokasi Baru

Rencana pembangunan Flyover Pasuapti melewati proses cukup panjang, bahkan sempat terhenti bahkan sampai empat tahun.

Hal ini dikarenakan banyak konflik politik di negara-negara Timur Tengah. Pinjaman dana dari Kuwait juga sempat dihentikan.

Proyek pembangunan Flyover Pasupati dilanjutkan kembali kembali pada 2003. Kuwait memutuskan untuk mencarikan kembali dana pinjaman kepada Indonesia.

Baca Juga: Enaknya, Pegawai BUMN Mulai Uji Coba 4 Hari Kerja Seminggu, Ini Persyaratannya

Terjadi imbas yang cukup parah dirasakan Indonesia terkait Flyover Pasupati, dikarenakan Kuwait sempat menghentikan pinjaman pendanaan.

Akibatnya terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek dan berdampak terjadinya pembengkakan dana akibat adanya kenaikan harga-harga dan biaya proyek.

Anggaran jadi melebihi alokasi dana pinjaman dari Kuwait Fund for Arab Economic Development (KFAED).

Baca Juga: Jika Direstui Pemekaran Wilayah, ini Dia 9 Calon Daerah Baru di Jabar

Pemerintah Indonesia kemudian terpaksa harus menutupi anggaran proyek pembangunan Flyover Pasupati dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN).

Flyover Pasupati kini menjadi jembatan terpanjang kedua di Indonesia setelah Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura).

Flyover Pasupati memiliki panjang sekitar 2,8 kilometer dan lebar sekitar 21,53 meter. Jalan Layang Terpanjang di Kota Bandung.***

Editor: Tim PRFM News

Tags

Terkini

Trending