Hari Pangan Sedunia, Pemkot Bandung Gelar Kampanye Food Waste di Dago, Ada Aksi Berbagi Makanan Berlebih

1 November 2022, 09:00 WIB
Acara kampanye Food Waste di Persimpangan Cikapayang Dago, Jalan Ir. H. Djuanda – Jalan Surapati, Senin 31 Oktober 2022. /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar kampanye Food Waste di Persimpangan Cikapayang Dago, Jalan Ir. H. Djuanda – Jalan Surapati, Senin 31 Oktober 2022.

Kampanye Food Waste ini digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung jelang perayaan Hari Pangan Sedunia yang tahun ini jatuh pada Rabu, 9 November 2022 mendatang.

Dalam kampanye Food Waste tersebut, tim DKPP Kota Bandung menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya meningkatkan kesadaran menghargai makanan.

Pada kampanye itu dijelaskan bahwa Food Waste memiliki arti bukan hanya membuang makanan sisa konsumsi, namun juga membuang makanan saat proses produksi dan distribusi.

Baca Juga: Perkuat Ketahanan Pangan Antisipasi Inflasi dan Resesi, Kecamatan Rancasari Buat Kampung Cengek dan Mangga

DKPP Kota Bandung menggelar kampanye Food Waste ini berkolaborasi dengan Akademi Pariwisata NHI serta produsen makanan Sosis dan Baso Paskali.

Selain sosialisasi, saat kampanye Food Waste berlangsung dilakukan pula pembagian makanan berlebih yang berasal dari hotel untuk diberikan kepada masyarakat membutuhkan di Kota Bandung.

Kepala DKPP Kota Bandung Gin Gin Ginanjar menyatakan perilaku membuang sisa makanan disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menghargai makanan.

Kondisi tersebut, ujarnya, bisa terjadi akibat masyarakat melakukan pembelian makanan yang terlalu banyak atau penyiapan porsi makanan yang melebihi kuota tamu undangan pada suatu acara.

Baca Juga: Bandung Menanam, Buruan Sae, dan Kampung Tematik Jadi Upaya Pemkot Hadapi Ancaman Krisis Pangan Global

“Upaya sederhana yang dapat dilakukan dalam mencegah food waste di antaranya menghargai makanan dengan mengambil makanan secukupnya dan menghabiskan,” ujarnya.

Ia menambahkan, pengurangan sampah makanan dapat dilakukan dengan kerja sama antara pengusaha makanan dan NGO (Non-Governmental Organization) atau stakeholder lain yang fokus mengelola makanan berlebih.

“Sehingga, upaya mengatasi daerah yang rentan atau rawan pangan dapat sedikit terbantu dengan memberikan makanan berlebih kepada masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

Gin Gin melanjutkan, kampanye ini dilakukan juga sebagai salah satu respons terkait isu krisis pangan dunia yang menjadi kewaspadaan bagi Indonesia.

Saat ini Indonesia masih menjadi negara adalah pembuang sampah makanan nomor 2 di dunia setelah Arab Saudi.

Baca Juga: Kabar Baik, Program Buruan Sae Kota Bandung Raih Penghargaan di Rio De Janeiro Brazil

Berdasarkan kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan sejumlah lembaga mengenai hasil studi komprehensif terkait food loss & waste di Indonesia pada 2021, sampah makanan yang terbuang di Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara 115-184 kg per kapita per tahun.

Kota Bandung yang 97 persen kebutuhan pangannya disuplai dari luar Kota Bandung menyebabkan timbunan sampah meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.

Berdasarkan kajian yang dilakukan pada 2022 dengan jumlah penduduk mencapai 2.530.448 jiwa, Kota Bandung menghasilkan timbunan sampah 1.594,18 ton/hari, di mana sebanyak 44,52 persen didominasi oleh sampah sisa makanan.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler