Ketua DPRD Kota Bandung Harap Vaksinasi Tenaga Pendidik Usai Akhir Mei, Demi Penuhi Standar Pelaksanaan PTM

7 Mei 2021, 19:08 WIB
Ketua DPRD Kota Bandung, Teddy Rusmawan /PRFM / Dok

PRFMNEWS - Kegiatan vaksinasi Covid-19 Tahap II bagi Guru dan ASN Kewilayahan berlangsung di SD Mutiara Bunda Arcamanik, Bandung hari ini Jumat 7 Mei 2021.

Vaksinasi Covid-19 Tahap II bagi tenaga pendidik, unsur pendukung, dan ASN ini merupakan skema lanjutan pemulihan pandemi setelah menyasar kalangan lansia.

Khusus bagi tenaga pendidik dan perangkat pendukung di sekitarnya, vaksinasi ini untuk mengejar persiapan proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang akan diawali dengan uji coba.

Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan mengapresiasi kinerja seluruh pihak yang telah melangsungkan vaksinasi hingga lancar.

Dia pun optimistis hasil dari vaksinasi bagi tenaga pendidik dan unsur pendukung di sekelilingnya bisa memperkokoh kesiapan proses Pembelajaran Tatap Muka.

“Apresiasi penuh bagi Dinkes, Disdik, dan seluruh pendukung pelaksanaan vaksinasi yang berjalan lancar. Mudah-mudahan ini bisa mempercepat target 100 persen vaksinasi bagi tenaga pendidik di akhir Mei. Semoga kelancaran ini bisa memenuhi standar pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka,” ujar Tedy saat melakukan peninjauan kegiatan vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Sinopsis Preman Pensiun 5 Tayang Sabtu 8 Mei 2021, Cecep Terlibat di Konflik Terminal?

Dengan pencapaian vaksinasi tahap II yang telah menyentuh angka 90 persen, ia berharap aktifitas yang mendukungnya dapat terlaksana sesuai harapan, tanpa ada kendala dan hambatan.

“Mudah-mudahan Juni, dan seterusnya, angka Covid-19 terus menurun. Semoga kita segera menuju situasi yang lebih baik, ekonomi berjalan, dan kita kembali menjalani situasi normal layaknya sebelum terpapar pandemi ini,” tutur Tedy.

Seperti diketahui, Disdik Kota Bandung telah menyiapkan tahap simulasi dan uji coba, sebelum menerapkan penuh proses Pembelajaran Tatap Muka dimulai.

Dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka ini merujuk pada hasil riset dan evaluasi kegiatna belajar mengajar selama masa pandemi, yang didasari temuan dari aspek psikologis anak, learning loss, PJJ yang sudah kurang efektif, dan anak yang sudah mulai bosan.

Baca Juga: Wisatawan Bisa Berlibur ke Pantai Santolo pada Lebaran Nanti Asal Menerapkan Protokol Kesehatan

Meski begitu, pilihan tatap muka ini dikembalikan kepada keputusan orang tua murid.

Orang tua boleh meminta anaknya untuk tetap mengikuti pembelajaran virtual.

Berdasarkan SKB 4 Menteri, orang tua diberi keleluasaan untuk mengikutsertakan anaknya pada pola daring maupun luring.

Uji coba akan dilakukan selama 4 minggu. Minggu pertama akan diterapkan bagi siswa SMP, minggu kedua dimulai bagi murid SD, dan minggu selanjutnya baru boleh diikuti peserta PAUD.

Kapasitas ruang belajar hanya diisi 10-25 persen, dan bergiliran setiap jenjang. Pelaksanaan dilakukan selama 1-2 bulan.

Setiap perkembangan akan dilaporkan untuk dilakukan evaluasi. Jika dirasa lancar tanpa hambatan, Disdik akan menerapkan masa adaptasi kebiasaan baru dengan waktu berkisar 1-2 bulan.

Dalam strategi tahapan di tingkat simulasi, kegiatan belajar mengajar di sekolah akan difokuskan pada materi esensial.

Jam masuk diberi jeda setengah jam, dan jam pulang pun diatur berjarak agar tidak terjadi kerumunan.

Baca Juga: Seminggu Jelang Lebaran, Jasa Marga Catat 84 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Disdik juga menyiapkan sarana dan prasana berbasis prokes Covid-19, yang mendukung pemeblajaran tatap muka hingga pembelajaran praktik.

Kantin akan ditutup, siswa diimbau membawa bekal makanan dan peralatan ibadah masing-masing.

Guru akan diberi face-shield serta sarung tangan. Dinkes juga terus melakukan vaksinasi bagi tenaga pendidik yang telah dimulai lebih dari sebulan lalu.

Standar penerapan prokes beserta pedoman pembelajaran tatap muka ini akan dibagikan kepada khalayak melalui kanal media sosial, aplikasi percakapan, spanduk, dan alat pendukung publikasi lainnya.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler