Pencegahan Diabetes Harus Dioptimalkan di Puskesmas

- 8 Januari 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi diabetes.
Ilustrasi diabetes. /Freepik/rawpixel.com

PRFMNEWS - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin meminta pencegahan penyakit diabetes dioptimalkan di Puskesmas.

Hal tersebut Budi nyatakan saat berada di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, menyusul tingginya angka diabetes di wilayah tersebut.

"Diabetes itu dicegahnya harus di Puskesmas. Jadi dicek darahnya, kalau sudah di atas 200 (mg/dL gula darahnya), dikasih obat, obatnya gratis," ujarnya seperti dilansir prfmnews.id dari ANTARA.

Baca Juga: Pemusatan Latihan di Turki Berakhir, Timnas Indonesia Bertolak ke Qatar

Dalam kunjunganya ke RSUD Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Budi juga menyebut salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan layanan pemeriksaan gula darah menggunakan alat hematoanalyzer yang saat ini telah tersedia di puskesmas.

Tes ini, menurut Budi, sangat penting untuk memonitor kadar gula darah.

Dengan demikian, apabila hasil tes kadar gula darah tinggi dapat menjadi indikasi seseorang terkena diabetes.

Baca Juga: Audiensi dengan Kementerian Pariwisata, Balawista Dorong Terbentuknya Pusat Krisis Pariwisata

Budi menilai, cara ini lebih efektif dan efisien dibandingkan penanganan di rumah sakit. Selain bisa mengatasi diabetes sejak dini dengan biaya yang relatif murah, langkah ini juga dapat mengurangi penumpukan pasien di rumah sakit.

"Kalau ini jalan, tidak perlu dikirim ke sini (RSUD). Jadi, rumah sakit nggak penuh. Apa yang bisa ditangani di puskesmas, sebaiknya dilakukan di sana. Itu lebih murah," ujarnya.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una mencatat jumlah penderita diabetes pada 2023 mencapai 9.775 orang dan hingga kini baru sekitar 4.248 orang yang ditangani. Artinya, banyak penderita diabetes yang belum tertangani dan dikhawatirkan kondisinya terus memburuk.

Baca Juga: AWAS! Saat Ini Sedang Beredar Pengumuman Lowongan Kerja Freeport Indonesia Palsu

Direktur RSUD Ampana Niko mengatakan bahwa tingginya angka diabetes ditambah belum adanya pemeriksaan HbA1c di Kabupaten Tojo Una-Una telah menyebabkan pasien yang dirawat di RSUD Ampana sangat banyak, hingga mendominasi ruang rawat inap.

"Di sini, paling banyak yang dirawat diabetes. Kalau untuk rawat jalan, paling banyak masalah lambung," bebernya.

Karenanya, Niko menyambut baik langkah Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una dalam mengatasi penyakit degeneratif, khususnya diabetes.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan fasilitas layanan kesehatan di Kabupaten Tojo Una-Una bisa melayani masyarakat dengan lebih baik.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x