Pakar Psikologi: Joget Prabowo di Debat Perdana Pernah Dilakukan Donald Trump, Baik, Asal Tak Kebablasan

- 14 Desember 2023, 08:15 WIB
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyampaikan visi misinya dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat perdana tersebut mengangkat topik pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/app/YU
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyampaikan visi misinya dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat perdana tersebut mengangkat topik pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/app/YU /Galih Pradipta

PRFMNEWS - Pakar psikologi forensik Reza Indrari Amriel mengatakan joget “gemoy” sebagai strategi branding yang kerap dilakukan calon presiden (capres) Prabowo Subianto termasuk saat debat perdana capres di kantor KPU Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 12 Desember 2023 malam, pernah dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump.

Namun Reza mengkhawatirkan jika branding joget yang dilakukan capres Prabowo Subianto dengan berulang pada saat debat perdana capres-cawapres itu justru memberikan kesan kurang baik terkait kapasitas kognitif capres nomor urut 2 yang maju di Pilpres 2024 didampingi cawapres Gibran Rakabuming Raka itu.

Reza juga mengungkap makna dari branding joget “gemoy” yang secara berulang dilakukan capres Prabowo saat debat pertama capres-cawapres pada Selasa malam itu.

Baca Juga: Debat Perdana, Pakar Gestur Soroti Capres Anies soal Kalimat ‘Saya Rasa’ dan Gerakan Basahi Bibir

Menurut Reza, arti joget "gemoy" Prabowo sebagai strategi branding itu bertujuan dalam rangka meyakinkan publik bahwa dirinya memiliki kondisi fisik yang sehat.

Reza menceritakan bahwa strategi branding serupa pernah dilakukan oleh Donald Trump pada tahun 2019 setelah dinyatakan lolos dari serangan Covid-19.

Selanjutnya, Perdana Menteri Rusia era 90-an, Boris Yeltsin yang dikenal mempunyai riwayat penyakit jantung juga melakukan hal serupa pada tahun 1996.

“Kedua tokoh itu berjoget dalam rangka meyakinkan publik bahwa mereka sehat. Karena sehat, target Trump dan Yeltsin, masyarakat tidak ragu akan kesanggupan mereka memimpin Amerika Serikat dan Rusia,” terangnya, dikutip prfmnews.id dari ANTARA, Rabu 13 Desember 2023.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x