Kemenparekraf Targetkan Sebanyak 4.000 Restoran Indonesia Hadir di Luar Negeri pada Tahun 2024

- 9 November 2022, 15:40 WIB
Ilustrasi kuliner Indonesia.
Ilustrasi kuliner Indonesia. /Pixabay/sorcel/

Kemudian yang terakhir adalah, “Sustainable Tourism”, pengembangan pariwisata yang mengarah pada ecotourism dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas pariwisata seperti sampah, limbah, dan jejak karbon.

Masih dalam pernyataanya, Yuana menyebutkan jika berdasarkan UU No.24 Tahun 2019, ekonomi kreatif (ekraf) merupakan sektor perekonomian yang memiliki nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Baca Juga: Brand Lokal Bantu Pulihkan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi, Kemenparekraf Bakal Gelar HBBL 2021 pada 5 Mei

Tidak hanya itu, 17 sub sektor yang dicakup oleh Efram seperti kuliner, kriya, dan fesyen yang menempati posisi paling atas.

Di sisi lain potensi yang dioptimalkan adalah game, animasi, dan aplikasi.

“Kalau bicara tentang kontribusi ekraf kita terhadap PDB nasional, kita cukup berbangga hati karena kontribusinya sudah mencapai 7,5 persen. Ekraf Indonesia menempati peringkat ke-3 setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan," ujar Yuana.

Ekspor Ekraf yang paling tinggi dari produk fesyen yang pada triwulan I 2022 menyumbang sebesar 56,53 persen dari total ekspor ekraf, diikuti produk kriya dan kuliner.

Adapun untuk negara tujuan ekspor ekraf terbesar Amerika Serikat dengan 3,13 miliar dolar AS, Swiss dengan 1,09 miliar dolar AS, dan Singapura dengan 0,38 miliar dolar AS.

Pada komoditas unggulan rempah, Yuana mengatakan Indonesia memiliki lada, pala, Cengkeh, dan lainnya.***

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah