Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang Terus Bertambah, Kini Dikabarkan Capai 182 Orang

- 2 Oktober 2022, 17:10 WIB
Korban meninggal dalam pertandingan Arema Vs Persebaya terus bertambah.
Korban meninggal dalam pertandingan Arema Vs Persebaya terus bertambah. /antara/Denpasar Update

PRFMNEWS - Korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang terus bertambah, sebelumnya dilaporkan 180 orang menjadi korban kini bertambah menjadi 182 orang.

Kabar tersebut disampaikan oleh Arema Indonesia dalam cuitan akun Twitternya @AremaFC.

Arema Indonesia menuliskan jika data terkumpul korban jiwa mencapai 182 orang.

Baca Juga: Menpora Berduka atas Tragedi Kanjuruhan, Juga Sayangkan Suporter Tidak Terima Kekalahan

“Data terkumpul korban jiwa mencapai 182 orang,” tulis akun Arema Indonesia dalam cuitan Twitternya, Sseperti yang dikutip prfmnews.id dari Twitter resmi Arema FC.

Selain itu Arema Indonesia menyebutkan jika pihaknya masih terus membantu proses rekapitulasi dan verifikasi terhadap korban, terutama korban tanpa identitas yang jumlahnya terus bertambah.

“Kami masih terus membantu proses rekapitulasi dan verifikasi terutama korban tanpa identitas yang jumlahnya terus bertambah,” jelas Arema Indonesia.

Baca Juga: Berikut 14 Sasaran Pelanggaran Pada Operasi Zebra 2022 Beserta Sanksinya

Sebelumnya Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan bahwa jumlah korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang terdapat kurang lebih 180 korban.

127 diantaranya meninggal dunia, 34 orang meninggal di tempat dan sisanya menghembuskan nafas terakhir saat sedang mendapatkan pertolongan di berbagai rumah sakit.

Selain itu, Nico menjelaskan tidak hanya terdapat korban jiwa saja 13 kendaraan pun rusak dalam insiden di Stadion Kanjuruhan.

Baca Juga: 10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah 2022, Nomor 6 Bisa Menikmati Pemandangan Salju Abadi

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam unggahan pada akun Instagram pribadinya menegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan bukan bentrok antar suporter.

“Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar suporter Persebaya dan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Suporter di lapangan hanya dari pihak Arema,” tegas Mahfud.

“Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar suporter,” sambungnya lagi.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x