Pengamat Ekonomi Ini Dukung Pemerintah Ganti Subsidi Gas 3 Kg Jadi BLT Karena Jelas dan Tertuju

11 Oktober 2020, 08:23 WIB
ILUSTRASI. Warga menenteng tabung gas elpiji 3 kilogram /RIRIN NF/PR/.*/RIRIN NF/PR

PRFMNEWS – Pengamat Ekonomi dari Unpas, Acuviarta Kartabi menilai usulan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menghapus subsidi gas 3 kg dan menggantinya dengan bantuan langsung tunai (BLT) adalah gagasan yang baik.

Menurut Acu, sapaan akrab Acuviarta Kartabi, dengan adanya masalah yang sejak dahulu terjadi pada subsudi gas 3 kg ini rasanya sudah saatnya pemerintah mengkaji mekanisme baru. Masalah yang kerap terjadi, lanjut Acu, adalah penerapan harga gas 3 kg yang melampaui harga eceran tertinggi (HET).

“Dulu kita sempat berdasarkan klaster berdasarkan wilayah dibedakan warna tabung. Kemudian banyak kasus para distributor juga menyalahgunakan. Banyak hal yang terjadi, misalnya HET-nya terlampaui. Saya kira lebih bagus memang subsidi diberikan secara langsung,” ujarnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Sabtu 10 Oktober 2020.

Baca Juga: Badan Konsumen Heran KPK Usulkan Penggantian Subsidi Gas 3 Kg Jadi BLT

Karenanya agar tepat sasaran, BLT pada masyarakat miskin untuk membeli gas 3 kg dinilai lebih efektif untuk menyasar siapa saja masyarakat yang berhak menerima bantuan.

Sebab, saat ini banyak kelompok masyarakat bukan dari kalangan miskin yang mengkonsumsi gas 3 kg.

“Biar siapa yang disasar itu jelas dan tertuju. Saya meyakini selain memang tidak tepat sasaran, banyak orang yang mampu menggunakan gas melon 3 kg. Kalau subsidinya langsung pada pembeli, saya kira memang jelas by name by address,” tutur Acu.

Baca Juga: Ada Usulan Penghapusan Subsidi Gas 3 Kg, BPKN Minta Pemerintah Lakukan Studi Kelayakan

Acu menyampaikan ke depan jika memang usulan ini diterapkan, Pertamina harus memastikan harga gas 3 kg dapat sesuai dengan konsumen tujuannya.

“Tinggal pertamina menetapkan harga dengan harga yang pantas dan selisihnya konsumen disubsidi untuk membeli dengan harga yang telah ditetapkan oleh pertamina. Atau dengan mekanisme lain dengan identitas seperti kartu dan sebagainya untuk bukti bahwa mereka memang kelompok yang disasar untuk gas 3 kg,” ungkapnya.

Baca Juga: Heboh Netizen Baca Tulisan Minta Tolong di Kertas Saat Live Mata Najwa, Najwa: Saya Malah Gak Ngeh

Kendati demikian, memang tak menjamin 100 persen BLT tersebut dapat beradaptasi dengan perubahan harga yang berubah-ubah setiap waktunya. Namun, yang terpenting yang berhak mendapatkan gas 3 kg adalah orang yang membutuhkan.

“Tapi memang subsidi itu tidak menjamin bahwa subsidi itu cukup representatif dengan pola perubahan harga. Tapi saya kira feedback-nya saya kira penerimanya itu jelas. Sehingga tidak seperti sekarang, banyak orang yang tidak layak untuk mengkonsumsi gas 3 kg malah mengkonsumsi,” tukasnya.***

Editor: Rifki

Tags

Terkini

Terpopuler