Berkaca dari Pelaksanaan Tahun ini, Kemenag Siap Lakukan Perbaikan Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun Depan

20 Juli 2023, 10:00 WIB
Dirjen PHU Hilman Latief (tengah) /Kemenag/

PRFMNEWS - Musim haji 2023 kini mulai memasuki tahapan pemulangan jemaah yang sudah mulai masuk ada gelombang 2 di mana merupakan jadwal pemulangan jemaah haji ke Tanah Air melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Seiring dengan memasuki akhir masa haji tahun 2023, Kementerian Agama (Kemanag) melalui Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) telah mempelajari banyak hal dari pelaksanaan haji tahun ini yang akan menjadi bahan evaluasi agar pelaksanaan haji tahun depan menjadi lebih baik.

Menurut Dirjen PHU Hilman Latief, dengan mempelajari banyak hal teknis pada pelaksanaan haji tahun ini pihaknya akan mendesain ulang skenario penyelenggaraan haji di tahun mendatang agar menjadi lebih baik.

Baca Juga: Siap-Siap! Kampung Haji BPKH Akan Hadir di Sukabumi

"Alhamdulillah, saat ini kita sudah di tahap akhir untuk pengiriman jemaah haji melalui Bandara Jeddah. Kami mempelajari banyak hal terkait skenario untuk penataan dan perbaikan penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya," terangnya saat meninjau proses pemulangan jemaah di Bandara Jeddah, Selasa lalu.

Adapun sejumlah hal yang akan didesain ulang di antaranya ada tiga hal.

Hilman mengatakan, pertama adalah soal keberangkatan dan kepulangan jemaah. Menurutnya, hal tersebut erat kaitannya dengan pengaturan ritme jadwal penerbangan pesawat.

Baca Juga: Kemenag Akan Langsung Lakukan Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

"Soal kepulangan dan keberangkatan, saat ini tim kami sedang mereka-reka jadwal pesawat dan ritmenya, mau bagaimana? landai di awal, tinggi di tengah, landai di belakang, rata, atau kah naik turun itu ritmenya? sedang kita pelajari," terangnya.

Kedua, soal durasi waktu jemaah tinggal di Makkah dan Madinah. Terkait hal ini, pihaknya mengaku mendapat amanah khusus dari Menteri Agama (Menag), Yaqut Chalil Qoumas, untuk melakukan kajian ulang.

Menurut Hilman, Menag berharap lama tinggal jemaah di Saudi Arabia bisa diperpendek, tentunya dengan tetap mempertimbangkan regulasi yang berlaku di Saudi.

"Sebagaimana amanah dari bapak Menag, kami Ditjen PHU, diminta mendesain ulang tentang lama masa tinggal jemaah di Madinah dan di Makkah. Syukur-syukur bisa diperpendek. Tapi semua itu tergantung dengan regulasi yang ada di Saudi Arabia," kata Hilman menjelaskan.

Ketiga, soal pelayanan jemaah di masa puncak haji atau Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) yang menurutnya menjadi layanan pokok yang harus didesain ulang agar menjadi lebih baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya akan membentuk tim khusus dan akan terus berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi.

Baca Juga: Kuota Haji Indonesia Tahun 2024 Mencapai 221 Ribu, ini Tahapan Penyelenggaraan Haji Tahun Depan

"Ketiga, yang paling penting, yaitu menangani selama prosesi Armina atau Masyair. Itu juga sedang kita desian. Dan ini adalah special force yang akan ditangani tim khusus. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik," ungkapnya.

"Kita juga mengomunikasikan hal ini dengan pemerintah Saudi Arabia, karena apa pun yang kita lakukan nanti terkait dengan regulasi yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi," tambahnya.

Disinggung soal hasil investigasi bersama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Arab Saudi terkait kinerja Mashariq yang tidak optimal dalam memberikan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), Hilman mengatakan, sampai saat laporan yang diperolehnya sebatas keterlambatan penjemputan di Muzdalifah selama 3 jam. Hasil menyeluruh, masih menunggu laporan resmi.

"Untuk yang lain, masih dikaji oleh pemerintah Saudi, karena ada banyak faktor, bagaimana ketidakoptimalan itu terjadi, dan kita masih menunggu secara resmi," tandasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler