Kemenkes Ingatkan Pencegahan Campak Diperoleh Melalui Imunisasi

23 Januari 2023, 14:45 WIB
Ilustrasi imunisasi. /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS - Saat ini masyarakat sedang dihebohkan dengan penyebaran penyakit campak yang terjadi di banyak daerah.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine menyampaikan, campak disebabkan oleh virus campak dan penularannya melalui droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau bisa melalui cairan hidung.

Bahkan ditegaskan dia, campak ini salah satu penyakit yang sangat menular sehingga perlu pencegahan terhadap penyakit ini.

Dijelaskan Prima pencegahan campak hanya bisa diperoleh melalui imuniasai sesuai jadwal.

Baca Juga: Penyakit Campak Bisa Diketahui dari Gejala Awal dan Penularan ini

Imunisasi campak dilakukanpada anak pada usia yang ditentukan.

Keadaan di Indonesia 2 tahun terakhir atau hampir 3 tahun sejak terdampak dari pandemi Covid-19 membuat implikasi yang tidak baik terhadap cakupan imunisasi.

Cakupan imunisasi terlihat turun secara signifikan karena pandemi yang menyebabkan banyak anak tidak diimunisasi. Indonesia sepanjang Tahun 2022 sudah ada 12 provinsi yang mengeluarkan pernyataan kejadian luar biasa (KLB).

Suatu daerah disebut KLB kalau ada minimal 2 kasus campak di daerah tersebut yang sudah confirm secara laboratorium dan kasus ini memiliki hubungan epidemiologi.

Baca Juga: Kasus Campak Naik, Kemenkes Minta Masyarakat Waspadai Gejalanya karena Bisa Picu Kematian

''Selama tahun 2022 yang lalu jumlah kasus campak yang ada di negara kita memang cukup banyak lebih dari 3.341 laporan kasus. Kasus-kasus ini menyebar di 223 kabupaten/kota di 31 provinsi,'' ucap Prima.

Pemerintah melakukan penguatan surveilans campak dan rubella. Jadi kasus yang diduga campak rubella, yaitu pasien yang mengalami demam dan ruam-ruam, harus diambil spesimennya dan diperiksa di laboratorium.

Jadi penguatan surveilans dilakukan dengan segera menemukan kasus suspek campak rubella dan segera melaporkan supaya pasien dapat penanganan segera dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

''Pemerintah menargetkan eliminasi campak rubella tahun 2023 secepatnya. Eliminasi itu adalah suatu keadaan di mana kita bisa menekan sedemikian rupa angka dari kesakitan akibat campak ini, sehingga tentu tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagi. Tapi dengan adanya kenaikan kasus campak di negara kita tentu mimpi untuk mencapai eliminasi ini menjadi agak sulit untuk bisa merealisasikannya tahun ini,'' ungkap Prima.

Baca Juga: DPRD Kota Bandung Apresiasi Program Buruan SAE Kota Bandung Karena Bantu Turunkan Inflasi di Kota Bandung

Pencegahan campak pada anak perlu dilakukan karena campak akan sangat berbahaya jika terjadi komplikasi.

''Komplikasi campak ini umumnya berat, kalau campak mengenai anak yang gizinya jelek maka anak ini bisa langsung disertai komplikasi seperti diare berat, pneumonia, radang paru, radang otak, infeksi di selaput matanya sampai menimbulkan kebutaan. Ini yang kita khawatirkan,'' ujarnya.

Secara umum, gejala campak dapat berupa demam, batuk pilek, mata berair, lalu disertai timbulnya bintik-bintik kemerahan di kulit. Biasanya muncul 2 sampai 4 hari setelah dari gejala awal.

Campak ini disebabkan oleh virus campak dan penularannya melalui droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau bisa melalui cairan hidung.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler