Cegah Korupsi di Sekolah, Ganjar Pranowo Perintah Hal ini kepada Guru di Jateng

20 Mei 2022, 12:00 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. /Diskominfo Jateng


PRFMNEWS - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengakui, masih ada sekolah di Jateng yang tidak memadai sehingga perlu perbaikan.

Biasanya, kondisi sekolah yang kurang baik itu kerap menjadi sumber pungutan liar (Pungli) di lingkungan sekolah karena kerap menjadi dalih pihak sekolah meminta sumbangan kepada orang tua murid.

Maka dari itu, Ganjar mengingatkan agar para guru untuk tidak perlu memikirkan dana perbaikan sekolah karena itu akan ditanggung oleh pemerintah.

Pernyataan itu disampaikan Ganjar saat membuka secara daring kegiatan Sosialisasi Integritas dan Pendidikan Anti Korupsi Provinsi Jateng Tahun 2022, Kamis, 19 Mei 2022 kemarin.

Baca Juga: Resep JSR Hilangkan Gatal dari dr. Zaidul Akbar, Cukup Pakai 4 Bahan ini

Baca Juga: Kapan Lelang Pengelolaan Stadion GBLA Selesai dan Jadi Markas Persib? Pemkot Bandung Beri Bocoran

Acara tersebut diikuti guru se-Jawa Tengah dan dihadiri perwakilan KPK RI.

Salah satu cerita yang diingatnya, adalah ketika datang ke sekolah mengambil raport anaknya. Saat itu, Ganjar melihat wali murid memberikan bingkisan kepada guru.

“Gambaran saat itulah yang kemudian menunjukkan kepada saya rasanya yang seperti ini harus dihentikan dan nanti turunannya akan banyak sekali di sekolah,” kata Ganjar.

Ganjar mengatakan, dimulai dari sini nantinya akan muncul permintaan yang membebani masyarakat dalam hal ini orangtua. Mulai dari soal pembangunan rumah ibadah, hingga perbaikan fasilitas seperti ruang kelas.

Baca Juga: Haid Tidak Lancar atau Nyeri Berlebihan Bisa Jadi Ada Masalah, dr. Zaidul Akbar Bagikan Cara Mengobatinya

“Katanya ini akan jadi legacy kepala sekolahnya lah. Akhirnya ini membebani masyarakat, membebani rakyat,” ujar Ganjar.

Untuk mencegah pungli yang dilakukan sekolah dengan dalih perbaikan, Ganjar meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng agar memetakan jumlah gedung dan bangunan sekolah di Jateng yang rusak. Serta menghitung anggaran yang tersedia untuk dialokasikan.

Ganjar tidak melarang penarikan iuran dari wali murid yang dilakukan sekolah. Tapi pelaksanaannya, kata Ganjar harus dilakukan secara tepat, adil, dan terbuka. Pelibatan komite dan orangtua wajib dilakukan.

“Harus tandatangan satu per satu bahwa dia setuju dengan keputusan itu. Jika ya silakan jalan, jika tidak ya nggak boleh jalan dan ketika ada yang tidak mampu tidak boleh dipaksa,” tegas Ganjar.

Baca Juga: Flyover Kopo Mulai Dibuka untuk Ujicoba, ini Jadwalnya

Cara ini selalu diingatkan Ganjar kepada tiap guru yang ditemuinya. Meski begitu, Ganjar masih menemui kasus guru atau kepala sekolah yang nekat dan melakukan pungli.

“Maka dengan terpaksa kemarin saya harus nyemprit beberapa kepala sekolah. Ini peringatan keras,” kata Ganjar.

Ganjar menegaskan, orientasi guru di sekolah adalah mendidik siswa agar berintegritas tinggi. Guru harus memulai budaya antikorupsi dari diri sendiri.

“Tolong legacynya, saya titip aja anak-anak cerdas, berakhlak mulia, punya budi pekerti baik dan punya integritas tinggi,” tegas Ganjar.

Baca Juga: Flu, Batuk, dan Demam Bisa Sembuh dengan Bahan Alami, Cobain Resep Herbal Ala dr. Zaidul Akbar

Ganjar juga menegaskan, pemerintah terus berupaya melakukan pemerataan infrastruktur sekolah di Jateng. Komunikasi guru dan dinas juga penting terkait hal itu.

“Nanti kalau pemerintah udah nggak bisa ngurusi, biar nanti saya yang silat mencari cara yang lain. Ini contoh bagaimana membudayakan antikorupsi dan saya titip betul pad akawan guru untuk bisa lakukan itu,” tandasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler