Ini Alasan Mengapa Indonesia Seperti Tak Berpihak dalam Konflik Rusia dan Ukraina

9 Maret 2022, 16:45 WIB
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi ungkap alasan Indonesia Tak Berpihak dalam Konflik Rusia dan Ukraina. /Tangkapan layar YouTube Deddy Corbuzier

PRFMNEWS - Invasi Rusia ke Ukraina sejak hari pertama sudah menuai pro dan kontra dari banyak negara.

Banyak yang mengecam Rusia karena dianggap pihak yang memulai konflik di kawasan Eropa Timur tersebut.

Tapi juga tidak sedikit negara yang membela Rusia dalam mengambil tindakan militernya kepada Ukraina.

Baca Juga: Tidak Kompak dengan Amerika Serikat dan Inggris, Jerman Menolak Boikot Rusia

Negara-negara di kawasan Asia, Amerika sampai Eropa sudah banyak yang angkat bicara.

Lalu bagaimana dengan Indonesia sendiri?

Presiden Jokowi pernah menyatakan melalui akun Twitter pribadinya terhadap konflik militer kedua negara tersebut.

Baca Juga: Rusia Menghindari Sidang Perang Ukraina di Pengadilan PBB

Baca Juga: Terima Lagi Vaksin dari AS dan Prancis, Menlu Retno: Komitmen Negara, Berkolaborasi Atasi Pandemi Covid-19

Jokowi menegaskan kerugian besar akibat perang dan menyerukan perdamaian.

Kali ini, Mentari Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi bicara mengenai sikap dan posisi Indonesia dalam konflik ini.

Retno hadir dalam acara podcast Deddy Corbuzier yang diunggah dalam kanal YouTube.

Masyarakat diminta oleh Retno Marsudi untuk mampu berfikir jernih dan menurunkan ketegangan dari konflik tersebut.

Baca Juga: Siap-siap Kencangkan Pinggang, Harga Minyak Dunia Tembus 140 USD per Barel

Baca Juga: Menlu Retno Sebut 26 WNI Berhasil Dievakuasi Keluar dari Afghanistan

Terlepas dari sumbangsih dan kontribusi yang diberikan semua orang tidak sama dan berbeda-beda.

Terbaru ada gerakan dengan hashtag #StopWar yang mendukung diberhentikannya perang.

"Jadi saya sangat mengharapkan bahwa every each of us harus berkontribusi menurunkan tensi," kata Menlu Retno Marsudi, dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier.

Jawaban Retno tersebut menanggapi komentar Deddy yang mengatakan banyak rakyat Indonesia yang berasumsi atas serangan militer Rusia tersebut.

Baca Juga: Daftar Negara-negara 'Musuh' Rusia Versi Vladimir Putin

Baik ancaman keamanan Rusia, keinginan Ukraina bergabung ke dalam NATO dan asumsi lainnya yang ada pada masyarakat Indonesia.

Lalu Deddy menanyakan tentang hal mendasar, mengenai sikap dan dukungan Indonesia.

Bila Indonesia mendukung Rusia, maka bagi Deddy Indonesia setuju atas alasan Rusia menyerang Ukraina.

Jika Indonesia membela Ukraina, tak lepas dari rasa prihatin atas efek yang ditimbulkan oleh peperangan.

Baca Juga: Kinerja Wasit Liga 3 Banyak Disorot, Ketum PSSI Marah dan Buka Opsi Cari Wasit dari Luar Negeri

Retno menilai tidak pas jika pertanyaan dukung siapa dalam konteks peperangan.

"Gak pas sih, kalau ada suatu peristiwa pertanyaannya itu lebih kepada, kita dukung siapa nih? Kalau ini bukan sepak bola mas," ucap Retno menanggapi pernyataan Deddy tentang keberpihakan.

Bagi Retno, Indonesia berada dalam kondisi yang tidak pas untuk berpihak kepada salah satu negara yang sedang berperang.

Diketahui bahwa Indonesia sudah lama menganut politik luar negeri yang memegang prinsip bebas aktif.

Baca Juga: 9 Tewas Akibat Serangan Terhadap Rumah Sakit di Ukraina, WHO Beri Peringatan Keras

Prinsip tersebut memiliki makna bahwa Indonesia memiliki kebebasan dalam mengambil sikap dan keputusan yang sesuai dengan konstitusi dan prinsip yang ada.

Singkatnya atas prinsip tersebut Indonesia akan mendukung dan berkontribusi menjaga perdamaian dunia.

Berpihak kepada salah satu negara yang berperang itulah yang melanggar konsepsi politik luar negeri yang bebas aktif.

Gerakan yang ada di masyarakat dipercaya akan melahirkan suatu gerakan yang sama di negara dan wilayah lain.

Aksi demontrasi menolak perang, contoh gerakan yang biasanya akan merebak ke berbagai wilayah di dunia yang menginginkan perdamaian.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler