Puncak Omicron di Indonesia Diprediksi Terjadi di Akhir Februari dan Melebihi Catatan Delta

1 Februari 2022, 08:45 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers pada Senin, 31 Januari 2022. /Foto : tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden/

PRFMNEWS - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, puncak penyebaran covid-19 varian omicron di Indonesia diprediksi terjadi pada akhir Februari 2022 mendatang.

Dalam keterangannya, Budi menyampaikan bahwa puncak gelombang omicron di Indonesia bisa lebih besar dua sampai tiga kali daripada puncak gelombang varian Delta tahun lalu.

“Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57 ribu [kasus] per hari kita mesti siap-siap dan hati-hati dan waspada, tidak perlu kaget kalau melihat di negara-negara lain itu bisa dua kali sampai tiga kali di atas puncak Delta,” kata Budi dalam keterangan pers pada Senin, 31 Januari 2022 kemarin.

Baca Juga: Dua Orang Pendaki Gunung Malabar Hilang Saat Perjalanan Turun Sejak Hari Senin Kemarin

Dengan kondisi ini, Budi meminta masyarakat untuk lebih waspada dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Budi juga meminta masyarakat untuk kembali membatasi mobilitas demi mengurangi resiko penularan covid-19.

"Kami minta tolong tetap waspada, tolong tetap hati-hati, kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas ya kita kurangi," paparnya.

Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Melonjak, Jokowi Berikan 4 Arahan Penting kepada Jajarannya

Budi mengimbau masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 namun tanpa gejala, dengan gejala ringan, atau sedang, untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

“Sehingga Bapak-Ibu tidak usah khawatir kalau misalnya terkena tanpa gejela atau ada batuk, pilek sedikit, demam sedikit tapi saturasinya masih di atas 94-95 persen, dirawat saja di rumah. Biar rumah sakit diberikan untuk orang-orang memang yang membutuhkannya,” jelas Budi.

Ia menambahkan, bagi pasien Covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah dan membutuhkan obat-obatan, dapat melalui apotek atau melalui telemedisin aplikasi.

Baca Juga: Persiapan RSUD Bandung Kiwari Hadapi Lonjakan Omicron: Generator Oksigen, Ventilator, hingga 300 TT

“Kalau memang dibutuhkan obat-obatan anti virusnya kita sudah siapkan lebih dari 20 juta dosis Favipiravir atau Avigan dan Molnupiravir, dua itu obat antivirus yang disetujui oleh organisasi profesi,” ujarnya.

Terkait dengan vaksinasi, Menkes mengatakan pihaknya akan memprioritaskan pemberian vaksinasi kepada masyarakat yang belum menerima vaksin, terutama lansia dan anak-anak.

“Enam puluh persen yang meninggal belum divaksin atau belum vaksin lengkap, 63 persen yang sedang dan berat adalah belum divaksin atau divaksin lengkap, termasuk anak-anak,” pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler