Awal Mula Bank Syariah Sebelum Mendunia

7 November 2021, 12:25 WIB
Ilustrasi Bank Syariah. /


PRFMNEWS - Sejak awal kelahirannya, bank Syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan Renaissance Islam Modern yaitu Neorevivalis dan Moderis.

Tujuan utama pendirian perbankan Syariah sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek ekonomi berdasarkan Al quran dan sunnah.

Rintisan perbankan syariah mulai terwujud di Mesir pada tahun 1960 dan beroperasi sebagai Lembaga keuangan disepanjang daratan sungai Nil.

Baca Juga: Hasil Semifinal Hylo Open 2021, 3 Wakil Indonesia Melesat ke Final

Lembaga dengan nama Mit Ghamt Bank tersebut hanya beroperasi di desa Mesir dan berskala kecil, tapi institute tersebut mampu menjadi pemicu yang sangat berarti bagi perkembangan sistem finansial dan ekonomi Islam.

Pada tahun 1970, di sidang menteri luar negeri Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Karachi, Pakistan, Mesir mengajukan sebuah proposal untuk mendirikan bank Syariah.

Proposal tersebut mengusulkan bahwa sistem keuangan berdasarkan bunga harus digantikan dengan suatu sistem kerja sama dengan rangka bagi hasil keuntungan atau kerugian, isi proposal tersebut antara lain:

Baca Juga: Ciptakan All Indonesia Final Ganda Putra di Hylo Open 2021, Leo/Daniel Tantang The Minions

1. Mengatur transaksi komersial antarnegara islam.

2. Mengatur institusi pembangunan dan investasi.

3. Merumuskan masalah transfer,kliring,juga solusi antarbank sentral di negara Islam sebagai Langkah awal menuju terbentuknya sistem ekonomi islam yang menyatu.

4. Mendukung upaya bank sentral di negara islam dalam hal pelaksanaan kebijakan yang sejalam sesuai syariat Islam.

Baca Juga: Lowongan Kerja PT Astra Honda Motor Terbaru November 2021

5. Mengatur administrasi dan mendayagunakan dana zakat.

6. Mengatur kelebihan likuiditas bank-bank sentral negara Islam.

Selain usulan tersebut, dalam proposal juga mengusulkan pembentukan badan investasi dan pembangunan negara-negara Islam, dan fungsi pembentukan badan-badan tersebut adalah:

1. Mengatur investasi modal Islam

2. Menyeimbangkan antara investasi dan pembangunan di negara Islam.

3. Memilih tempat yang cocok untuk investasi dan mengatur penelitiannya

4. Memberi saran dan bantuan teknis bagi proyek-proyek yang dirancang untuk investasi daerah di negara Islam.

Baca Juga: Whisnutama Buat Terpukau Putra Mahkota Abu Dhabi di World Expo 2020 Dubai

Dan pada akhirnya proposal tersebut diterima. Sidang menyetujui rencana mendirikan bank Islam internasional dan Federasi bank Islam.

Tetapi pada tahun 1973, agenda tersebut kembali diagendakan pada sidang menteri luar negeri OKI di Benghazi, Libya. Yang memutuskan agar OKI mempunyai bidang khusus yang menangani masalah ekonomi dan keuangan.

Pada tahun 1974, komite ahli yang mewakili negara-negara islam penghasil minyak, bertemu di Jeddah untuk membicarakan pendirian bank Islam.

Dan di tahun 1975, di Jeddah sidang menteri keuangan OKI menyetujui rancangan pendirian bank Islam yang disebut Islamic Development Bank (IDB) dengan modal awal 2 milliar dinar.

Pada awal-awal beroperasinya IDB, mengalami banyak hambatan karena masalah politik. Meskipun demikian, jumlah anggota makin meningkat, yang dari 22 negara menjadi 43 negara.

Baca Juga: Bukan Cuma Danau Toba, Ini Tempat Wisata Menarik Lainnya di Sumatera Utara

IDB juga membuktikan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan negara Islam untuk pembangunan. IDB juga memberikan pinjaman bebas bunga untuk proyek infrastruktur dan pembiayaan kepada negeri anggota berdasaran partisipasi modal negara tersebut.

Dana yang tidak dibutuhkan dengan segera digunakan bagi perdagangan luar negeri jangka Panjang dengan menggunakan sistem murabahah dan ijarrah.

IDB juga membantu mendirikan bank-bank islam diberbagai negara. Untuk pengembangan sistem ekonomi Syariah, IDB membangun sebuah institute riset dan pelatihan untuk pengembangan penelitian dan latihan ekonomi islam, baik dalam bidang perbankan atau keuangan secara umum.

Berdirinya IDB memberikan motivasi kepada banyak negara untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. Hingga pada tahun 1980 banyak bank-bank Syariah bermunculan seperti di Mesir, Sudan, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh, Turki, dan negara-negara teluk.***

Sumber:Buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Penulis Dr.Muhammad Syafii Antonio,M.Ec.

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler