Indonesia Dinilai Sudah Terlalu Lama Impor Kacang Kedelai

5 Januari 2021, 11:46 WIB
Box tahu milik Dadang salah seorang pengrajin tahu di Kabupaten Bandung /Budi Satria / PRFM

PRFMNEWS - Saat ini para pengrajin tahu dan tempe di Indonesia, khususnya di Kota Bandung tengah dihadapkan pada situasi sulit karena tingginya harga kacang kedelai yang menjadi bahan baku tahu tempe.

Saat ini sebagian pengrajin tahu tempe ada yang menghentikan produksi, dan sebagiannya lagi menaikkan harga jual.

Pendamping ekonomi pertanian yayasan Odesa Indonesia Basuki Suhardiman menilai Indonesia sudah terlalu lama impor kacang kedelai padahal tahu dan tempe merupakan makanan asli Indonesia.

Baca Juga: Sambut Baik Terbitnya PP Kebiri Kimia, Komnas PA: Ini Hadiah Bagi Anak Indonesia

"Kalau lihat sejarah kita impor (kacang kedelai) sudah terlalu lama," ungkap Basuki saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Selasa 5 Januari 2021.

Saat ini pembuatan tahu dan tempe di Indonesia sebagian besar bergantung pada produk impor.

Dengan tingginya permintaan tahu dan tempe di Indonesia, maka seharusnya produksi kacang kedelai di Indonesia harusnya ditingkatkan.

Baca Juga: Menag Gus Yaqut Ajak Masyarakat Jadikan Agama sebagai Inspirasi Pembangunan Indonesia

Terkait bibit kedelai, kata Basuki, beberapa pusat penelitian di Jawa Timur, seperti di Malang dan Kediri sudah mulai menghasilkan bibit kedelai yang bagus dan cocok ditaman di Indonesia.

"Setelah kita cari ada beberapa bibit kedelai yang dihasilkan oleh beberapa pusat penelitian di Jawa Timur," urainya.

Disebutkan Basuki, pihak Odesa Indonesia saat ini mulai menanam kedelai. Dan hasilnya mulai terlihat.

Baca Juga: Kabar Baik! 3 Program Bansos Ini Mulai Disalurkan Awal Januari, Cek Apa Saja

Menurut Basuki, para pengrajin tahu di Sumedang jika diharuskan memilih kedelai impor atau kedelai lokal, maka mereka pasti akan memilih kedelai lokal.

"Tapi kedelai lokal karena kurang ada yang menanam, akhirnya mereka memilih kedelai impor," tegasnya.

Dengan kondisi ini, Basuki berharap semakin banyak petani kedelai di Indonesia sehingga bisa memenuhi kebutuhan industri dan perumahan.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler