PRFMNEWS - Starbucks,adalah salah satu merek dagang yang jadi sasaran boikot lantaran dituduh mendukung Israel.
Selain itu, seruan boikot juga muncul setelah Starbucks menggugat serikat pekerjanya, Starbucks Workers United, yang menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina. Gugatan dilayangkan Starbucks, karena serikat pekerja dianggap menyalahgunakan nama, logo, dan kekayaan intelektual perusahaan.
Perusahaan pemilik jaringan gerai kopi terbesar di dunia asal Amerika Serikat itu disebut-sebut memiliki keterkaitan dan mendukung Israel secara finansial.
Baca Juga: Hadirkan Program Bandung Tangkas Tangkis Tengkes, Pemkot Bandung Konsisten Turunkan Kasus Stunting
Menanggapi berbagai tudingan yang disampaikan, manajemen Starbucks menyatakan, perusahaan tidak mendukung berbagai tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan. Pernyataan ini disampaikan Starbucks lewat laman resminya.
Starbucks dengan tegas menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak memberikan dukungan finansial kepada Israel atau pihak manapun terkait genosida Israel ke Palestina.
"Kami dengan tegas menyatakan tidak mendukung tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan, sepenuhnya mendukung usaha perdamaian di dunia," tulis Starbucks di laman resminya, dikutip PRFMNEWS dari laman resmi Starbucks pada Minggu, 19 November 2023.
Baca Juga: Meski Sempat Ditunda Akibat Hujan, Meksiko Tetap Mampu Bantai Selandia Baru di Stadion SJH Bandung
Manajemen juga mengklaim Starbucks dan mantan presiden perusahaan Howard Schultz tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel maupun Angkatan Darat Israel.
"Tidak. Ini sama sekali tidak benar (Starbucks pernah mengirimkan keuntungannya kepada pemerintah Israel atau IDF)," tegas pernyataan Starbucks.
"Melihat situasi global yang terjadi saat ini, Starbucks Indonesia turut berduka cita dan menyatakan simpati yang terdalam bagi mereka yang menjadi korban, terluka, terlantar, dan terkena dampak akibat aksi yang keji," tulis Starbucks.
Baca Juga: Total Penyaluran Kredit Usaha Rakyat hingga Awal November 2023 Sudah Mencapai Rp204,17 Triliun
Sebagai informasi,Starbucks telah memiliki lebih dari 37.000 gerai yang tersebar di 85 negara sampai dengan paruh pertama 2023. Namun, Starbucks tidak beroperasi di Israel.
Starbucks sebenarnya sempat muncul di Tel Aviv pada 2001. Akan tetapi, berselang 2 tahun kemudian, tepatnya pada 2003, Starbucks harus angkat kaki imbas kerugian yang dialami di Israel.***