Asal-usul Nama Sumedang yang Ternyata Tak Ada Kaitan dengan Tahu

Tayang: 23 Juni 2024, 20:30 WIB
Penulis: Rian Firmansyah
Editor: Tim PRFM News
Ilustrasi: Monumen Lingga di Alun-alun Sumedang, Letak Kabupaten Sumedang sekitar 45 km Timur Laut dari Kota Bandung.
Ilustrasi: Monumen Lingga di Alun-alun Sumedang, Letak Kabupaten Sumedang sekitar 45 km Timur Laut dari Kota Bandung. /PR Sumedang/ Adang Jukardi/

BANDUNG, PRFMNEWS - Berikut asal-usul nama atau toponimi dan sejarah Sumedang, salah satu kabupaten di Jawa Barat. Sumedang yang terkenal sebagai kota tahu terdiri dari 26 kecamatan, 7 kelurahan, dan 270 desa.

Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di utara, Kabupaten Majalengka di timur, Kabupaten Garut di selatan, serta Kabupaten Subang, Bandung, dan Bandung Barat di barat.

Bagian Barat Daya wilayah Kabupaten Sumedang merupakan kawasan pengembangan Kota Bandung.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Jemaah Haji Meninggal Dunia dan Terlantar di Jalanan Mekkah Berasal dari Indonesia?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Universitas Padjajaran (Unpad) yang berlokasi di Kecamatan Jatinangor menjadi kawasan pendidikan terbesar di Jawa Barat.

Dilansir dari Pikiran Rakyat, Minggu 23 Juni 2024, nama Sumedang berasal dari perkataan Prabu Tajimalela yakni, "Insun medal, insun madangan".
Perkataan itu artinya "aku lahir untuk memberikan penerangan".

Perkataan itu konon keluar ketika dia sedang melakukan penobatan putra keduanya, Gajah Agung. Pada hari penobatan, konon langit diterangi oleh cahaya melengkung menyerupai selendang selama tiga hari tiga malam sehingga ia mengucapkan kata-kata tersebut.

Sementara itu, secara etimologi, kata Sumedang berasal dari kata Su yang berarti bagus, Medang yang berarti luas, dan Larang yang memiliki arti jarang bandingannya. Dengan begitu, Sumedang Larang memiliki arti tanah bagus yang luas dan tidak ada bandingannya.

Prabu Tajimalela menyerahkan takhtanya kepada sang putra karena ia ingin menyempurnakan ilmunya dan melakukan tapa brata.

Mulanya, ketiga putra Prabu Tajimalela menolak untuk menjadi raja. Namun, ia memberikan ujian kepada kedua putra kembarnya Prabu Gajah Agung dan Sunan Ulung.

Baca Juga: Link Live Streaming Swiss vs Jerman di Piala Eropa 2024 Malam Ini, Segera Klik

Mereka melakukan perjanjian bahwa yang kalah harus menjadi raja dan berkuasa di Kerajaan Sumedang Larang.

Kemudian, Kerajaan Sumedang Larang menjadi penerus dari Kerajaan Sunda Pajajaran begitu kerajaan tersebut runtuh.

Wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedang menjadi semakin luas meliputi daerah di sebelah Timur dibatasi oleh Sungai Cipamali, sebelah Selatan dibatasi oleh Samudra Hindia, sebelah Barat dibatasi oleh Sungai Cipamungas (Cisadane), dan di sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa.

Periode kekuasaan Prabu Geusan Ulun merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah Tatar Sunda khususnya bagi Sumedang. Ketika Geusan Ulun dinobatkan menjadi raja, Kerajaan Sunda mengalami keruntuhan akibat serangan dari Kesultanan Banten.

Selain itu, Prabu Geusan Ulun menjadi raja terakhir yang menandai berakhirnya Kerajaan Sumedang Larang. Prabu Geusan Ulun meninggal pada 5 November 1608.

Baca Juga: Berusia 22 Tahun, Jembatan Rp437 Miliar di Bandung Ini Berganti Nama, Begini Alasannya

Sepeninggalnya, Kerajaan Sumedang Larang dibagi menjadi dua wilayah yang dipegang oleh Pangeran Rangga Gede dan Pangeran Suriadiwangsa. Banyak negeri yang berada di bawah Kerajaan Sumedang Larang memisahkan diri sepeninggal Geusan Ulun.

Selanjutnya, di bawah pemerintahan Pangeran Rangga Gempol, Kerajaan Sumedang Larang menjadi bagian dari Kesultanan Mataram. Sultan Agung kemudian mengubah nama wilayah itu menjadi Priangan.

Banyak versi mengenai arti kata 'Priangan'. Salah satunya adalah versi yang menyebutkan Priangan yang berarti penyerahan diri dengan hati yang suci. Sementara itu, Kabupaten Sumedang dibentuk sebagai upaya perluasan wilayah oleh Sultan Agung.

Pada tahun 2022, Keraton Sumedang Larang ditetapkan sebagai pusat kebudayaan Sunda di Jawa Barat.***


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub