Tidak Kompak dengan Amerika Serikat dan Inggris, Jerman Menolak Boikot Rusia

9 Maret 2022, 14:30 WIB
Ilustrasi Bendera Jerman/Unsplash/Christian Wiediger /

PRFMNEWS - Langkah Amerika Serikat dan banyak negara Eropa lainnya untuk terus memboikot Rusia tak selamanya mulus.

Jerman yang menjadi bagian dari Uni Eropa terbaru menolak ajakan Amerika Serikat untuk memboikot kembali Rusia.

Pemerintah Jerman tegas menolak rencana pemboikatan gas alam Rusia tersebut.

Baca Juga: Jerman Berpihak ke Ukraina, Beri Bantuan 1.000 Senjata Anti-tank dan Rudal Stinger

Amerika Serikat dan Uni Eropa bisa dibilang negara yang paling keras dalam merespon invasi militer Rusia ke Ukraina.

Puluhan sanksi ekonomi sudah diberikan kepada Rusia sejak awal serangan militer.

Keputusan Jerman untuk tidak memboikot minyak dan gas dari Rusia bukan tanpa alasan.

Mereka khawatir akan ada jutaan rumah di seluruh pelosok negeri yang akan tidak bisa memiliki pemanas.

Baca Juga: Rusia Menghindari Sidang Perang Ukraina di Pengadilan PBB

Keputusan Jerman tersebut merupakan pukulan telak bagi Amerika Serikat dan Inggris yang mencoba untuk terus bisa memperluas sanksi bagi Rusia.

Olaf Scholz yang merupakan Kanselir Jerman menegaskan jika pemerintah Jerman untuk kali ini menolak rencana tersebut.

"Eropa dengan sengaja membebaskan ekspor energi Rusia dari sanksi. Saat ini tidak ada cara lain untuk mengamankan pasokan energi Eropa untuk pemanas, untuk mobilitas, untuk pasokan listrik dan untuk industri," kata Olaf, dikutip dari laman The Telegraph Inggris.

Olaf mengatakan betapa pentingnya pasokan minyak dan gas Rusia tersebut.

Baca Juga: Rusia Mengumumkan Pembukaan Beberapa Koridor Kemanusiaan di Ukraina

"Oleh karena itu, sangat penting untuk layanan kepentingan umum dan kehidupan sehari-hari warga kami," ucap Olaf.

Olaf membongkar fakta bahwa sebenarnya Jerman dan banyak negara Eropa sangat ketergantungan dengan impor energi dari Rusia.

Kebutuhan industri, listrik, pemanas dan rumah tangga sangat membutuhkan produk energi dari negara beruang merah tersebut.

"Pasokan energi Eropa untuk pemanas, untuk mobilitas, untuk pembangkit listrik dan untuk industri tidak dapat diamankan sebaliknya saat ini," tegas Olaf.

Baca Juga: Putin Ditantang Datang ke Ukraina Menghadap Presiden Ukraina Secara Langsung

Bagi Rusia, sanksi ekonomi yang sudah banyak diterima sangat berpengaruh kepada perekonomian mereka.

Penurunan mata uang nasional mereka, Rubel, sudah mengalami penurunan hingga 30 persen.

Tahun 2021 Rusia mencatatkan nilai ekspor industri minyak dan gas sebesar 235,5 miliar dollar AS.

Perihal Jerman yang menolak boikot, menjadi satu keuntungan untuk Rusia.

Kehidupan masyarakat dan industri Jerman masih bergantung dengan pasokan energi Rusia.

Olaf mengungkapkan bahwa negaranya akan terus membeli minyak, gas dan juga batu bara meskipun Rusia terus melakukan serangan militernya.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler