Terungkap, Anak yang Ditemukan Menangis di Cileunyi Ternyata Kabur Karena Alasan Ini

- 24 November 2020, 20:08 WIB
Muhammad Kurniawan (kiri) seorang anak berusia 12 tahun yang ditemukan seorang diri dengan kondisi kedinginan dan kehujanan di sekitar Jalan Panyawungan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Minggu 22 November 2020
Muhammad Kurniawan (kiri) seorang anak berusia 12 tahun yang ditemukan seorang diri dengan kondisi kedinginan dan kehujanan di sekitar Jalan Panyawungan, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Minggu 22 November 2020 /Netizen PRFM, Kijab Istono

PRFMNEWS - Kabar baik, seorang anak berusia 12 tahun bernama Muhammad Kurniawan yang ditemukan seorang diri dengan kondisi menangis di Cileunyi, Kabupaten Bandung pada Minggu 22 November 2020 sudah dijemput pihak keluarganya.

Kurniawan dijemput oleh ayah angkatnya pada hari ini, Selasa 24 November 2020 setelah mendapat informasi melalui berita di PRFM. Kemudian ayah angkat Kuniawan ini berkoordinasi dengan Polsek Pacet, Kabupaten Bandung.

"Pak Riki bapak angkatnya baca berita dari PRFM, lalu koordinasi dengan Polsek Pacet, langsung aja dari Pacet itu ada utusan ke sekolahnya pak Riki, lalu meluncur ke Polsek Cileunyi," ujar Ketua RT 09 RW 03 Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kijab Istono saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel.

Baca Juga: Seorang Anak Ditemukan Menangis dan Kehujanan di Cileunyi, Mengaku Bernama Muhammad Kurniawan

Berdasarkan informasi dari ayah angkatnya, ternyata Muhammad Kurniawan adalah korban dari keluarga broken home. Pascacerai, ibunya menikah lagi lalu kerja menjadi TKW di Arab Saudi, sedangkan Kurniawan tinggal dengan ayah tirinya tapi hubungannya kurang baik.

Anak tersebut merasa tertekan kemudian sempat tinggal bersama nenek tirinya, tapi hubungannya juga kurang baik.

"Bapak tirinya setengah tidak menerima, hubungannya kurang baik, anak ini mungkin tertekan lalu pergi dari rumah, dititipkan di nenek tiri di Rancaekek, bukan berarti dikontrakan. Ternyata nenek tirinya tidak bersahabat akhirnya kabur-kaburan terus, bahkan sempat mangkal di perempatan," kata Kijab.

Anak ini pun kemudian diasuh oleh seorang guru di salah satu pesantren di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung yaitu Riki, yang sekarang menjadi ayah angkatnya.

Baca Juga: Gara-gara Covid-19, Jumlah Pengangguran Terbuka Naik Menjadi 9,7 Juta Orang

Baca Juga: Pergi Main ke Cigadung Kota Bandung, Ada Kampung Wisata Kreatif dengan Suasana Sejuk

Riki mengasuh Kurniawan sejak kelas 2 hingga 6 SD, bahkan sekarang disekolahkan di pesantren tempat ia mengajar.

Anak tersebut juga diketahui agak tempramental dan mudah marah-marah. Maka dari itu Kurniawan dititipkan di pesantren.

"Jadi memang benar ini data-datanya dari KK, dari surat adopsi jelas, jadi kami serahkan Muhammad Kurniawan ke keluarganya (ayah angkatnya)," kata Kijab.

Terkait informasi di medsos yang menyebut anak ini hanya modus berpura-pura tersasar untuk mendapat perhatian, Kijab menyatakan hal itu mungkin karena keadaan Kurniawan yang bingung dan kurang perhatian orang tua.

Baca Juga: Data Sebaran Corona di Kabupaten Bandung 24 November, Hanya Ada Tiga Kecamatan Tanpa Kasus Covid-19

Baca Juga: Berdasarkan Survei, Ini 10 Pekerjaan Paling Dicari Perusahaan Usai Pandemi

Kurniawan memang sempat mengakui, tapi katanya hanya pernah dilakukan sekali di salah seorang keluarga yang sempat mengasuhnya. Namun karena merasa keluarga tersebut tidak tulus, Kurniawan kabur dan tidur dari masjid ke masjid.

"Menurut penelusuran kami mungkin itu kan anak lagi bingung dan perut lapar, ya perkiraan kami, dengan keadaan seperti itu mungkin karena kurang belas kasihan dan perhatian, ya pernah dia mengakui, cuma sekali. Akhirnya dia keluar dari rumah yang ngasuh itu, lalu melanglangbuana dari masjid ke masjid," pungkasnya.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x