Pemanasan Intensif Jadi Penyebab Puting Beliung Rancaekek, BRIN: Tanda-tandanya Ada Sejak 19 Februari

- 23 Februari 2024, 08:00 WIB
Angin puting beliung di Rancaekek Kabupaten Bandung. Berikut cara menghindari angin puting beliung. / tangkapan layar IG PRFM
Angin puting beliung di Rancaekek Kabupaten Bandung. Berikut cara menghindari angin puting beliung. / tangkapan layar IG PRFM /

RANCAEKEK, PRFMNEWS – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan penyebab terjadinya angin puting beliung yang melanda kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung hingga Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat yang disebabkan pemanasan intensif di wilayah Rancaekek.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan menyebut pemanasan intensif penyebab angin puting beliung itu muncul akibat perubahan tata guna lahan di wilayah Rancaekek, dari sebelumnya merupakan kawasan hijau menjadi area industri.

Eddy mengatakan tanda-tanda pemanasan intensif di kawasan Rancaekek sebagai salah satu indikasi akan terjadinya angin puting beliung pada Rabu, 21 Februari 2024 sore itu sudah mulai muncul sejak dua hari sebelum fenomena cuaca ekstrem tersebut menerjang Rancaekek hingga Jatinangor.

Baca Juga: Kejadian Angin di Rancaekek dan Sumedang Itu Angin Puting Beliung Atau Tornado? Begini Kata BMKG

"Sejak tanggal 19 dan 20 Februari 2024 sudah ada tanda-tanda indikasi kawasan itu mengalami pemanasan yang intensif," ujarnya di Jakarta, Kamis 22 Februari 2024, dikutip prfmnews.id dari ANTARA.

Dia memaparkan pemanasan intensif itu memicu uap air dari arah utara, selatan, barat, dan timur, masuk semua ke wilayah Rancaekek. Sedangkan pada kawasan lain di sekitar Rancaekek tidak ikut mengalami fenomena alam tersebut.

Pemanasan intensif itu, lanjutnya, membuat Rancaekek secara tiba-tiba menjadi kawasan pusat tekanan rendah. Awan-awan besar Cumulonimbus (Awan CB) pun terbentuk dan berkumpul di wilayah Rancaekek.

"Kenapa bisa berputar? Ini ada mekanisme lain, mungkin karena ada desakan angin, katakanlah pada (ketinggian) 850 (meter) yang berasal dari Australia, kemudian berputar. Nah, di situlah terbentuk tropical cyclone," terangnya.

Baca Juga: Sebut Angin Tornado Terjadi di Bandung dan Sumedang, BRIN Bakal Lakukan Investigasi

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x