Network
BRAGA, PRFMNEWS – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya mendorong pembukaan kembali Exit Tol KM 149 ruas Jalan Tol Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi) yang masuk dalam daftar solusi mengurai kemacetan lalu lintas di kawasan Gedebage, Kota Bandung.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, dalam rangka mendorong Exit Tol KM 149 segera dibuka lagi oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR dan didukung oleh PT Jasa Marga Tbk., Pemkot Bandung sudah melakukan sejumlah upaya.
Ema Sumarna menyatakan Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono sudah mengirimkan surat ke Kementerian PUPR meminta Gerbang Tol (GT) KM 149 segera kembali dibuka. Hal ini dikarenakan kemacetan di kawasan Gedebage akibat semakin banyaknya pusat-pusat keramaian di sana sudah semakin parah.
Bahkan Ema menyebut, Pj Wali Kota Bandung dan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin sudah datang langsung ke kantor Kementerian PUPR, Jakarta, mengajukan permohonan secara langsung agar Exit Tol KM 149 kembali difungsikan sebagai akses keluar masuk kendaraan ke kawasan Gedebage.
“Kita sudah bersurat, bahkan pak pj wali kota dan pj gubernur sudah datang ke Jakarta. Jadi ini saking seriusnya pimpinan kami, karena beliau juga mendengar dan melihat (terkait kemacetan Gedebage), belum lagi mendengar laporan dari kami sebagai staf bahwa ini kebutuhan sangat mendesak,” ujar Ema Sumarna saat talkshow di Radio 107,5 PRFM News Channel, Jumat 2 Februari 2024.
Menurut Ema, solusi-solusi mengurai kemacetan kawasan Gedebage termasuk pembukaan Exit Tol KM 149 merupakan keniscayaan sebab tidak mungkin Pemkot Bandung melarang atau membatasi aktivitas kunjungan masyarakat ke pusat keramaian di sana seperti Masjid Raya Al Jabbar, Summarecon Mall Bandung, Stadion GBLA, hingga Stasiun Kereta Cepat Tegalluar.
Baca Juga: Daftar 5 Jalan Terdampak Macet Kawasan Gedebage Akibat Exit Tol KM 149 Masih Ditutup
“Karena biar bagaimanapun, ikon-ikon yang sudah dibangun kan masa kita lakukan larangan orang berkunjung ke sana kan tidak mungkin. (Maka artinya) Tinggal bagaimana sekarang kita menjawab persoalan itu (mengurangi kemacetan) walaupun memang ya mohon maaf, tuntutannya itu kan inginnya cepat semudah membalikan telapak tangan, tapi kan (untuk mewujudkan solusi-solusi itu) perlu berproses,” jelas Ema.
