Kebetulan, Vihara Dharma Ramsi adalah tempat ibadah pertama yang menggelar acara ini di Kota Bandung, 2011 silam.
“Ini sangat penting karena mempersatukan persaudaraan kita, dari mulai Kota Bandung, Jawa Barat, sampai dari berbagai pulau (Nusantara) datang,” ucap Budhi.
Di sisi lain, Budhi juga sudah tidak meragukan lagi tingkat toleransi antar umat beragama di Kota Bandung.
Budhi menjagokan Bandung sebagai kota yang sangat toleran, meski dihuni masyarakat yang berlatar belakang majemuk.
Baca Juga: Ada Potensi Macet di Gedebage Pada Hari Minggu Besok Karena Tiga Hal ini
“Toleransi di kita ini menjunjung tentang leluhur. Dan kami rasa karena faktor ini, makanya di Kota Bandung rukun, khidmat dalam beribadah,” ujarnya.
Dicontohkan Budhi, di kawasan Cibadak, Kota Bandung. Saat ada pertunjukkan Barongsai dalam kirab budaya Cap Go Meh misalnya, pertunjukkan ini bukan hanya milik salah satu umat beragama atau salah satu etnis tertentu saja, tetapi sudah menjadi milik seluruh warga yang terlibat. Apapun suku, ras, dan agamanya.
“Kegiatan-kegiatan di sini akhirnya berbasis kebudayaan, Bhineka Tunggal Ika,” ucap Budhi.
Hal senada juga disampaikan salah satu pengurus di Vihara Dharma Ramsi, Asikin. Ia mengungkapkan, dua harapan di tahun naga ini adalah kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat beragama.