Meski kini layanan kesehatan telah masuk dalam dunia digital, tapi ia menegaskan, teknologi tidak akan pernah menggantikan pelayanan sarana kesehatan. Teknologi hanya berfungsi sebagai jembatan.
Baca Juga: Soal Pengganti Ketum PSSI Usai KLB, Dede Yusuf: Orang yang Dekat dengan Kekuasaan
Diharapkan Satrio, dengan melibatkan teknologi, para tenaga kesehatan termasuk apoteker bisa terkoneksi sebanyak apapun dengan sarana kesehatan se-Indonesia.
Merujuk data yang disampaikan Satrio, rata-rata obat yang ada di apotek itu 1.500-2000 item. Padahal, faktanya jumlah obat yang beredar di seluruh apotek se-Indonesia bisa puluhan ribu.
Oleh karena itu perlu adanya kolaborasi antar sarana kesehatan untuk mempermudah pelayanan kesehatan masyarakat.
"Akan sangat sulit saru sarana kesehatan bisa membawa puluhan ribu obat, sehingga kita harus mengonsolidasikan semuanya," pungkasnya.***