Tembus 60.296 Kasus DBD dan 6.500 Kasus Flu Singapura di Indonesia, Pemudik Diminta Waspada

- 11 April 2024, 15:15 WIB
Ternyata ini Perbedaan Antara Flu Singapura dengan Sariawan dan Cacar Menurut Pakar
Ternyata ini Perbedaan Antara Flu Singapura dengan Sariawan dan Cacar Menurut Pakar / Unsplash/Brittany Colette

PRFMNEWS - Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) melaporkan bahwa total jumlah kasus Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) di Indonesia mengalami peningkatan.

Karena hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi penularan penyakit Flu Singapura selama arus mudik dan balik Lebaran 1445 H/2024 M, penyakit ini memiliki kecepatan penularan yang tinggi meski jarang menyebabkan sakit berat.

Juru Bicara Kemenkes dr. M Syahril mengatakan, Pergerakan manusia selama perjalanan mudik berpotensi mempercepat penyebaran, terutama di kalangan bayi dan balita.

Kemenkes mencatat hampir 6.500 kasus HFMD hingga pekan ke-13 tahun 2024. Sebagian besar kasus terjadi pada usia anak, dan sebagian lainnya pada orang dewasa.

Kasus HFMD terbanyak tercatat ada di Pulau Jawa, diantaranya Jawa Barat sekitar 2.119, disusul Banten ada 1.171. Sedangkan di DI Yogyakarta ada 561 kasus, dan Jawa Tengah sebanyak 464 kasus.

“Ada tren peningkatan, ditambah mudik dan libur panjang itu berpotensi terjadi peningkatan kasus flu Singapura,” ungkap Syahril.

Syahril mengimbau, masyarakat tetap menjaga kesehatan dan kebersihan selama perjalanan mudik, dengan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta menerapkan etika batuk atau bersin. Syahril meminta masyarakat agak menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

Sedangkan, Pakar kesehatan anak dr. Dwinanda Aidina, Sp. A, Subsp. I.P.T mengingatkan agar orang dewasa menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular penyakit infeksi misalnya flu singapura.

"Kumpul keluarga itu agak sulit dihindari saat Hari Raya, mungkin kita bisa siasati dengan meminimalisir orang lain untuk tidak sembarang mencium atau memegang anak balita," kata Sekretaris Unit Kerja Infeksi dan Penyakit Tropis di Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) - Jakarta Raya, mengutip dari ANTARA.

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x