itu sebabnya saya meminta perbankan turun tangan untuk menyediakan produk perbankan berupa kredit pembiayaan mahasiswa. Alasannya tidak lain, mahasiswa merupakan investasi masa depan bangsa.
"Saya melihat bahwa mahasiswa kita perlu dilindungi dalam hal kegiatan pembiayaan. Mahasiswa perlu diperhatikan untuk mendapat akses kredit perbankan. Ini merupakan investasi masa depan bangsa," tandas Najib
Dia juga menyoroti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku pemegang regulasi terkait pinjol ini, untuk melakukan peninjauan ulang terhadap keberadaan pinjol.
"Saran saya, OJK sebagai regulator mestinya melihat kenyataan, bahwa pinjol perlu diatur ulang agar tidak menjadi masalah dikemudian hari," ujarnya.
Baca Juga: Mulai 3 Februari Kereta Cepat Whoosh Gunakan Tarif 'Dynamic Pricing' Paling Murah Rp150 Ribu
Dalam beberapa kesempatan, lanjut Najib, dirinya kerap kali menerima keluhan terkait mahasiswa yang terjerat pinjol ini. Bahkan beberapa kampus terkenal pun pernah berdiskusi dan melaporkan kasus mahasiswa mereka yang terjerat pinjol.
"Ada beberapa kampus terkenal melaporkan kejadian serupa, mahasiswa terjerat utang pinjol secara massal. Ya mungkin karena kelebihan pinjol yang tidak banyak memerlukan persyaratan memudahkan nasabah untuk mengajukan kredit," ungkap Najib.
Disinggung tentang produk Perbankan yang bisa diakses mahasiswa, Nadjib mengatakan sebenarnya sudah ada di lembaga Perbankan. Namun, tidak banyak mahasiswa yang manfaatkan produk tersebut.
"Ada (produk Perbankan), tetapi banyak mahasiswa yang tidak Bankable menyebabkan mereka enggan," pungkas Najib.***