Hitungan BLT Minyak Goreng dari Rizal Ramli, Ternyata Hanya Segini

- 6 April 2022, 16:50 WIB
Rizal Ramli bikin hitungan BLT minyak goreng. Hasilnya beda dengan versi Pemerintah Indonesia.
Rizal Ramli bikin hitungan BLT minyak goreng. Hasilnya beda dengan versi Pemerintah Indonesia. /Twitter @RamliRizal

PRFMNEWS - Rencana pemerintah mengucurkan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) disambut baik oleh masyarakat, baik rumah tangga maupun para pedagang.

Pemerintah mentargetkan penerima BLT sebanyak 20 juta lebih kepala keluarga dan 2,5 juta Pedagang Kaki Lima (PKL).

Dalam waktu dekat, rencananya dana BLT tersebut akan segera dicairkan oleh pemerintah kepada masyarakat.

Besar dana BLT yang akan dikucurkan oleh pemerintah yaitu Rp300 ribu rupiah untuk setiap penerima yang masuk dalam daftar.

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Bandung Barat Gelar Vaksin Berhadiah, Begini Syarat dan Ketentuannya

Disambut baik oleh masyarakat, namun dikritisi banyak kalangan baik dari para pengamat dan juga politisi.

Seperti Rizal Ramli yang mencuitkan kritiknya melalui Twitter. Dia mengungkap apa yang dilakukan pemerintah dengan BLT hanya semua gimmick karena dengan dana Rp.300 ribu dianggap kecil.

Rizal Ramli juga menggambarkan bahwa dana yang diterima Rp.300 ribu jika dikonversi ke dalam minyak goreng itu hanya 12 liter saja dan tak ada dampaknya.

 

"Banyakan main ece2 dan gimmick: Rp300.000 sama dengan 12 liter minyak goreng. Effeknya kecil dan tidak significant. Lebih baik stabilkan harga ke 14 ribu - gitu aja kok ndak bisa?," tulis Rizal Ramli, seperti dikutip prfmnews.id, Rabu, 6 April 2022.

Baca Juga: Kasad Jenderal TNI Dudung Menangis Saat Jenguk Dua Bocah Laki-laki yang Orang Tuanya Gugur di Papua

Sehingga menurut Rizal Ramli, pemerintah baiknya melakukan stabilisasi harga minyak goreng kembali ke harga semula, yaitu Rp14 ribu per liter.

Dalam cuitan terpisah, Rizal Ramli juga menjelaskan sebenarnya pemulihan ekonomi setelah pandemi bisa dilakukan, namun dia menilai adanya kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat membuat kondisi melambat.

 

"Setelah 2 tahun, dengan semakin rendahnya resiko covid,,sebetulnya terbuka peluang untuk percepatan pemulihan ekonomi, setelah 'depressed demand' selama 2 tahun. Tetapi kenaikan harga2 kembali memukul daya beli rakyat, krn kebijakan tidak pro-rakyat, pemulihan lebih lambat!," ungkap Rizal Ramli.

Baca Juga: Muhadjir Effendy Bocorkan Masa Cuti Lebaran 2022

Mengenai BLT memang yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi bukan yang pertama.

Diketahui saat Presiden SBY memimpin, rakyat Indonesia juga pernah beberapa kali menerima dana bantuan tersebut.

Pro kontra terkait BLT memang sudah sejak lama, mulai dari anggapan bikin malas hingga rawan tindak penyelewengan.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah