Pelaku Usaha Kreatif Harus Mulai Pikirkan Konsep Baru Dalam Menjalankan Usahanya

- 7 Juni 2020, 19:43 WIB
WAKIL Walikota Bandung Yana Mulyana didampingi Direktur Keuangan Wika Gedung Syailendra Ogan melihat kegiatan anak-anak di Co Working Space, saat akan meresmikan Teras Braga, di Jalan Braga, Kota Bandung, Kamis 17 Oktober 2019. Teras Braga yang nantinya menjadi ikon kawasan Braga, diharapkan menjadi wisata kampung kreatif bertema sejarah dan cagar budaya serta menjadi pilot project satu kecamatan satu co-working space.*/ADE BAYU INDRA/PR
WAKIL Walikota Bandung Yana Mulyana didampingi Direktur Keuangan Wika Gedung Syailendra Ogan melihat kegiatan anak-anak di Co Working Space, saat akan meresmikan Teras Braga, di Jalan Braga, Kota Bandung, Kamis 17 Oktober 2019. Teras Braga yang nantinya menjadi ikon kawasan Braga, diharapkan menjadi wisata kampung kreatif bertema sejarah dan cagar budaya serta menjadi pilot project satu kecamatan satu co-working space.*/ADE BAYU INDRA/PR /

BANDUNG,(PRFM) - Banyak bidang yang mendapat dampak buruk dari pandemi covid-19. Bahkan, sektor industri kreatif pun terdampak oleh Pandemi Covid-19 karena banyak pelaku industri kreatif tak bisa menjalankan kegiatannya.

Ketua Bandung Creative City Forum sekaligus Dosen Desain Produk Industri Fakultas Seni rupa dan Desain ITB, Dwinita Larasati mengatakan, banyak pelaku industri kreatif yang belum bisa memanfaatkan digital. Hal ini tentu membuat pelaku industri kreatif kian berat menjalankan usahanya di tengah pandemi covid-19.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Kabupaten Bandung 7 Juni 2020, Bertambah 5 Kasus Positif

"Teman-teman industri ketika mereka harus pindah ke medium lain, yang terkena dampak terutama yang tidak punya akses ke ekonomi digital. Jadi yang belum biasa memanfaatkan jalur-jalur untuk tidak ketemu langsung orang," kata Tita saat on air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Minggu (7/6/2020).

Parahnya lagi, sambung Tita, di tengah pandemi covid-19 orang lebih mengutamakan kebutuhan primer seperti makanan dan obat-obatan. Sementara itu produk dari pelaku industri kreatif banyak dianggap sebagai kebutuhan sekunder atau bahkan kebutuhan tersier sehingga tidak lagi diprioritaskan warga.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia Dilanjutkan, PSSI Segera Rencanakan Persiapan Timnas Senior

"Jadi memang mau ga mau kondisinya teralihkan dulu untuk menyelamatkan diri, menyelematkan kesehatan," sebutnya.

Meski demikian, Tita sebut, ada pelaku usaha kreatif yang banting setir dengan dengan memproduksi barang-barang yang dibutuhkan warga di tengah pandemi covid-19.

Kini, pemerintah mulai melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan menerapkan PSBB proporsional. Bahkan, beberapa daerah sudah menyongsong kenormalan baru atau new normal.

Oleh karena itu, Tita meminta pelaku industri kreatif untuk memerhatikan aturan-aturan dari pemerintah saat akan membuka kembali usahanya di tengah pandemi covid-19.

"Apapun itu kebiasaan baru nanti sebenarnya kan ga boleh sama sekali dengan kemarin (sebelum pandemi)," tegasnya.

Baca Juga: Pemkot Cimahi Berikan Diskon PBB Tahun 2020, ini Dia Besarannya

Meski telah ada lampu hijau dari pemerintah untuk bisa menjalankan aktivitas, Tita meminta para pelaku industri kreatif untuk lebih sabar agar ditemukan langkah terbaik saat menjalankan kembali usahanya.

"Tolong sabar dulu karena sebenarnya bisa kita tampilkan dalam bentuk lain karena tidak bisa senyaman dulu tentunya, tapi kalau kita lihat secara bertahap saya juga banyak belajar referensinya dari kota-kota di negara lain mereka harus bersabar dulu, kalau enggak nanti ada klaster baru lagi nanti repot," jelasnya.

Baca Juga: PKL di Kota Bandung Boleh Kembali Berjualan dan Wajib Terapkan Protokol Kesehatan

Oleh karena itu, Tita meminta para pelaku industri kreatif untuk berpikir bagaimana menyajikan produk dan jasanya dalam tampilan baru yang sesuai dengan kondisi saat ini tanpa mengurangi nilai dan esensinya.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x