BANDUNG, (PRFM) – Sebanyak 91 juta data pengguna Tokopedia diretas dan dikabarkan dijual di Dark Web. Hal tersebut terjadi tak lama usai kabar mengenai 15 juta data pengguna Tokopedia bocor di dunia maya.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Digital Relation Telkom University Sufyan Muhammad menyatakan, peretasan terhadap data pribadi pengguna aplikasi digital bukan modus baru di era Revolusi Industri 4.0.
Menurutnya, belum seluruh warga Indonesia menyadari bahwa perilakunya saat mengakses aplikasi digital, terekam dan menjadi data yang bisa dialihgunakan oleh pihak lain.
Baca Juga: Mendongeng Bisa Siasati Kebosanan Anak Akibat Dampak Covid-19
“Secara tidak sadar, perilaku kita direkam, karena perilaku kita saat menikmati internet merupakan data yang berharga untuk dijual ke pihak lain,” ungkap Sufyan saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Minggu (3/5/2020).
Sufyan menjelaskan, data pribadi yang rentan seperti nomor telepon dan email saat kita membuat akun pada aplikasi digital.
Keterangan mengenai cara menghubungi kita tersebut bakal terekam ke dalam Big Data yang sangat diperebutkan oleh berbagai pihak untuk kepentingan bisnis.
Baca Juga: Pulang ke Belanda, Castillion Tetap Jalani Program Kebugaran
Tidak heran, kita kerap menerima SMS atau email dari orang yang tidak kita kenal dengan isi pesan meresahkan.
“Karena data kita bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Bisa digunakan untuk kepentingan promosi bisnis, bahkan bisa digunakan untuk tindakan kriminal,” kata Sufyan.