Tahun Pemulihan Ekonomi, Ini Berbagai Strategi BRI untuk Perkuat Pertumbuhan

- 9 Januari 2022, 10:57 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso Ungkap Strategi BRI Perkuat Pertumbuhan di Masa Pemulihan Ekonomi
Direktur Utama BRI Sunarso Ungkap Strategi BRI Perkuat Pertumbuhan di Masa Pemulihan Ekonomi /dok PT BRI

“Dan kemudian aset-aset itu kita kelola dengan sangat hati-hati, dengan prudential principal yang tinggi sehingga di tengah pandemi COVID-19. Di tahun lalu, kita berhasil melalui berbagai program restrukturisasi dan kemudian berbagai program, kita tetap tumbuh secara selektif,” tambah Sunarso.

Baca Juga: BRI Peduli Bagikan Sembako di 5 Wilayah Indonesia

Kedua, pihaknya memitigasi adanya efek dari arah kebijakan moneter global mau pun dari dalam negeri. The Federal Reserve (The Fed) telah memulai proses tapering off sejak November 2021 semakin membuka peluang bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut untuk mengerek Kembali suku bunga acuannya.

Bank Indonesia (BI) akan merespon arah kebijakan moneter AS dengan ikut mengerek suku bunga acuan pada 2022. Prediksi BRI, suku bunga BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRR) akan dikerek BI dari posisi saat ini yang sebesar 3,50% menjadi 4,25%-4,50%.

Di tahun 2022, BRI akan terus melanjutkan journey transformasi BRIvolution 2.0 untuk menuju aspirasi utama untuk menjadi The Most Valuable Banking Group in South East Asia dan Champion of Financial Inclusion di tahun 2025.

Baca Juga: Aksi Kocak Kurir Lempar Paket Malah Nyangkut ke Genteng, Konsumen : Sampean Atlet ?

Strategi BRI di tahun ini akan berfokus pada menjaga fundamental perusahaan agar bisnis dapat tumbuh sehat dan berkelanjutan. Dalam penyaluran kredit, BRI menerapkan selective growth dengan memanfaatkan stimulus pemerintah serta melakukan eksplorasi sumber pertumbuhan baru diantaranya optimalisasi sinergi ultra mikro.

Meski masih diliputi pandemi COVID-19, BRI berhasil melewati tahun 2021 dengan kinerja yang prima. BRI memantik pemulihan ekonomi di segmen ultra mikro dengan melakukan proses pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro pada tahun lalu.

Seperti diketahui, dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro, tahun lalu BRI telah melakukan aksi korporasi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Rights Issue dalam rangka pembentukan ekosistem ultra mikro. Total nilai Right Issue BRI mencapai Rp95,9 triliun, yang terdiri dari Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai pemerintah berupa inbreng saham Pegadaian dan PNM, Rp41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik.

Baca Juga: Bikin Malu, Sampah Rokok dan Makanan Berserakan di Kawasan Asia Afrika Bandung, Netizen : Kearifan Lokal

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah