Arahan Jokowi untuk Tangani Udara Buruk di Jabodetabek: Rekayasa Cuaca, Hybrid Working, Hingga Transportasi

14 Agustus 2023, 22:00 WIB
Suasana Masjid Istiqlal yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Berdasarkan data IQAir pukul 16.29 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat. /ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym./ANTARA FOTO

PRFMNEWS - Saat ini kualitas udara di Jabodetabek khususnya di Jakarta tengah menjadi sorotan karena terus memburuk dalam beberapa waktu terakhir ini. Karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung turun tangan untuk mencari solusi penanganan kualitas udara buruk di ibu kota ini.

Presiden memimpin rapat terbatas (ratas) yang membahas mengenai upaya peningkatan kualitas udara di kawasan Jabodetabek yang memburuk di Istana Merdeka hari ini Senin, 14 Agustus 2023.

“Selama satu pekan terakhir kualitas udara di Jabodetabek sangat-sangat buruk, dan tanggal 13 Agustus 2023 kemarin indeks kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan ‘tidak sehat’,” kata Presiden mengawali ratas hari ini.

Baca Juga: Mega Proyek PLTS Cirata Diresmikan Jokowi Oktober, Ridwan Kamil : 900 Warga Lokal Dilibatkan di Proyek Ini

Kata dia, memburuknya kualitas udara di Jabodetabek ini dipengaruhi sejumlah faktor mulai dari kemarau panjang hingga emisi transportasi.

“Beberapa faktor yang menyebabkan situasi ini, antara lain kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi, serta pembuangan emisi dari transportasi, dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur,” ujarnya.

Terkait hal tersebut, Jokowi menekankan empat arahan yang perlu dilakukan oleh kementerian/lembaga terkait dalam jangka pendek hingga jangka panjang.

Baca Juga: Cara Jokowi Tarik Minat Masyarakat Naik Transportasi Massal Kereta Cepat hingga LRT

Langkah-langkah

Pertama, dalam jangka pendek, Presiden meminta seluruh jajaran terkait untuk secepatnya melakukan intervensi yang dapat meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek, seperti rekayasa cuaca hingga ruang terbuka hijau (RTH).

Bahkan Jokowi pun mendorong agar kantor-kantor menerapkan pola kerja hybrid yaitu menggabungkan bekerja dari kantor dan dari rumah,

“Rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek, dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi Euro 5 dan Euro 6, khususnya di Jabodetabek. Kemudian perbanyak ruang terbuka hijau dan tentu saja ini memerlukan anggaran, siapkan anggaran. Dan jika diperlukan kita harus berani mendorong untuk banyak kantor melaksanakan hybrid working: work from office, work from home,” ujarnya.

Untuk jangka menengah, Presiden meminta jajarannya untuk konsisten melaksanakan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan segera beralih ke transportasi massal, seperti lintas raya terpadu (LRT) dan moda raya terpadu (MRT).

Baca Juga: Penjelasan Kemenag Tentang Salah Cetak Kalimat di Surat Al Kahfi yang Diunggah Mahfud MD

“Saya kira bulan ini LRT segera dioperasionalkan, MRT juga sudah beroperasi, kemudian kereta cepat bulan depan juga sudah beroperasi dan juga percepatan elektrifikasi kendaraan umum dengan bantuan pemerintah,” ujarnya.

Sementara untuk jangka panjang, Presiden menekankan perlunya penguatan aksi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

“Harus dilakukan pengawasan kepada sektor industri dan pembangkit listrik, terutama di sekitar Jabodetabek,” tegasnya.

Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya upaya edukasi terhadap seluruh komponen masyarakat.

“Yang terakhir, mengedukasi publik yang seluas-luasnya,” tandasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler