Demi Kelancaran Lalu Lintas, Warga Ini Berani Tertibkan Pak Ogah dan Tutup Water Barrier di Jalan Terusan Jakarta

- 3 Maret 2020, 19:17 WIB
Water barrier di Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung yang ditertibkan oleh seorang warga bernama Kang Rahmat, Selasa (3/3/2020).*
Water barrier di Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung yang ditertibkan oleh seorang warga bernama Kang Rahmat, Selasa (3/3/2020).* /Netizen PRFM

BANDUNG, (PRFM) - Beberapa waktu lalu, Redaksi PRFM menerima sebuah laporan video dari salah seorang netizen PRFM. Dalam video tersebut, seorang pria terlihat menceritakan pengalamannya dalam menertibkan arus lalu lintas di sekitar Jalan Terusan Jakarta.

Setelah dihubungi, diketahui nama pria tersebut adalah Rahmat. Dirinya merupakan warga sekitar yang jengkel akibat ulah pak ogah yang kerap membuat arus lalu lintas semerawut. Hal itu lantaran pak ogah kerap membuka water barrier yang seharusnya ditutup di sekitar Jalan Terusan Jakarta. Alhasil, banyak pengendara yang memutar balik sehingga timbul kepadatan.

"Tadi saya keluar rumah di daerah Antapani masuk ke Jalan Tersusan Jakarta arah ke Jalan Jakarta lalu saya melihat aras sebaliknya dari Jalan Jakarta itu macet total sampai pertigaan Kalijati. Hati saya tergerak sebagai masyarakat yang sadar akan berlalu lintas. Saya berhenti, dan saya perintahklan kepada pak ogah di sana untuk tidak menyebrangkan mobil yang keluar dari Kalijati perumahan langsung nyebrang belok kanan ke Jalan Terusan Jakarta, agar tidak macet," ujar Rahmat saat on air di Radio PRFM, Selasa (3/3/2020).

Aksi yang dilakukan olehnya, lanjut Rahmat, sempat ditentang oleh pak ogah di sekitar. Bahkan dirinya mengakui juga sempat diancam.

"Saya ditentang, bahkan sampai saya diancam. Saya bilang saya warga Bandung, karena ber-KTP Bandung. Saya punya hak untuk mengatur lalu lintas dan saya punya hak melancarkan lalu lintas," jelasnya.

Menurutnya, kemacetan yang kerap terjadi di Kota Bandung bukan karena kondisi jalannya yang sempit. Melainkan, karena perilaku pengendaranya dan pak ogah yang kerap sembarangan mengatur arus lalu lintas.

"Kota Surabaya lebih besar dari Bandung, tapi bisa diatur dengan baik karena tidak ada pak ogah yang ngawur mengatur lalu lintas. Itu penyumbang kemacetan laur biasa, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri," tutur Rahmat.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x