Network
PRFMNEWS - Apple Inc terpaksa memotong produksi iPhone 14 Plus dalam beberapa minggu setelah memulai pengiriman kepada pelanggan karena harus mengevaluasi kembali permintaan untuk model kelas menengah.
Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California itu mengatakan kepada setidaknya satu produsen di China untuk segera menghentikan produksi komponen iPhone 14 Plus, menurut laporan tersebut.
Langkah ini dilakukan pada saat pasar smartphone global telah melemah, bahkan menyusut 9% pada kuartal ketiga dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Apple Keluarkan Iphone 14, Simak Rincian Fiturnya
Perusahaan riset data Canalys, juga memperkirakan permintaan yang terus melemah selama enam hingga sembilan bulan pada tahun mendatang.
Apple sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters, tentang laporan itu.
Produk iPhone 14 Plus, adalah bagian dari jajaran produk baru yang diumumkan Apple Inc., pada 7 September. Produk ini diposisikan sebagai alternatif yang lebih murah untuk model iPhone Pro yang lebih mahal dan mulai dikirimkan ke pelanggan pada 7 Oktober.
Baca Juga: Apple Berencana Kurangi Produksi iPhone dan AirPods Karena Permintaan Pasar yang Menurun
Menurut laporan Bloomberg News, bulan lalu, Apple membatalkan rencananya untuk meningkatkan produksi model iPhone baru karena lonjakan permintaan yang mereka perkirakan sebelumnya akan gagal terwujud, bahkan sepi peminat.
Selain itu, menurut laporan Bloomberg mengatakan bahwa kurangnya minat pembeli tersebut bukan tanpa alasan. Bisa jadi karena ponsel iPhone 14 terbaru hampir sama dengan iPhone 13. Hal tersebut kemungkinan banyak orang yang membeli iPhone 13, karena harganya jauh lebih murah.
Ada kemungkinan iPhone 14 Plus juga akan mengalami penurunan harga pada tahun depan, guna menarik lebih banyak peminat, serta untuk menyelesaikan target penjualan.
Baca Juga: Tak Perlu Ganti yang Terbaru, Ini Alasan iPhone XS Masih Layak Digunakan
Apple memang mengurangi produksinya karena kondisi ekonomi global yang memasuki masa resesi yang tidak menentu, Namun mereka belum sampai pada keputusan untuk mengurangi karyawannya.
Hal yang berbeda terjadi pada Microsoft. Raksasa teknologi asal AS itu diberitakan akan mengurangi hingga 1.000 karyawannya karena masalah ekonomi ini.***
