Begini Penjelasan KAI soal Reaktivasi Jalur Kereta Bandung-Ciwidey dan Banjar-Pangandaran

- 5 Maret 2024, 16:00 WIB
Salah satu jalur Kereta Api Bandung - Ciwidey yang sekarang tinggal kenangan
Salah satu jalur Kereta Api Bandung - Ciwidey yang sekarang tinggal kenangan /

Berdasarkan data yang diterimanya, Ayep mengungkapkan bahwa untuk bangunan dinas perkeretaapian antara Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey, masih ada dengan kondisi beragam mulai dari yang rusak sampai dimanfaatkan pihak lain dengan mekanisme sewa.

Untuk kondisi jalur lintas Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey, sebagian masih terlihat dan kebanyakan telah tertutup termasuk oleh aspal menjadi jalan.

"Untuk kedua jalur itu, menggunakan rel ukuran R25, di mana sebagian masih ada dan sebagian sudah hilang, begitu juga jembatannya," ungkap dia.

Dia mengungkapkan kondisi empat terowongan di jalur KA Banjar-Pangandaran yakni Batulawang, Hendrik, Juliana dan Wilhelmina hingga kini masih berdiri kokoh.

"Untuk terowongan Hendrik malah jadi akses jalan warga (mobil bisa masuk)," ucapnya.

Sebelumnya, Bey Machmudin mengatakan Pemprov Jabar mengusulkan kepada DJKA Kemenhub untuk mereaktivasi jalur KA Bandung-Ciwidey dan Banjar-Pangandaran guna mendongkrak kunjungan wisatawan, meningkatkan perekonomian warga, dan mengurangi kemacetan di jalan arteri.

Baca Juga: OJK Blokir 233 Pinjol Ilegal pada 2024, Begini Ciri-ciri Pinjol Tak Berizin Resmi

"Beberapa hari lalu, kami sudah mengusulkan kepada Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk jalur kereta api Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey. Kami minta tinjauan apakah memungkinkan direaktivasi," ujar Bey beberapa waktu lalu.

Panjang lintasan rel kereta relasi Banjar-Pangandaran yaitu 82 kilometer mulai dari Stasiun Banjar dan berakhir di Stasiun Cijulang dengan memiliki banyak jembatan dan terowongan. Jalur ini ditutup total pada 1 Februari 1982.

Sementara, jalur kereta api non aktif Bandung-Ciwidey berjarak 40 kilometer yang dalam kisahnya, dulu jalur tersebut digunakan untuk mengangkut hasil bumi dari Bandung selatan ke Stasiun Bandung dan Jakarta (Batavia).

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x