Begini Penjelasan KAI soal Reaktivasi Jalur Kereta Bandung-Ciwidey dan Banjar-Pangandaran

5 Maret 2024, 16:00 WIB
Salah satu jalur Kereta Api Bandung - Ciwidey yang sekarang tinggal kenangan /

BANDUNG, PRFMNEWS - PT KAI Daop 2 Bandung mendukung usulan reaktivasi atau diaktifkannya kembali jalur kereta api (KA) rute Bandung-Ciwidey dan Banjar-Pangandaran yang beberapa waktu lalu diutarakan Pj Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin.

Manajer Humas KAI Daop 2 Bandung Ayep Hanapi mengatakan, terkait kepastian kapan reaktivasi jalur KA Bandung Ciwidey dan Banjar-Pangandaran yang diusulkan oleh Bey Machmudin tersebut bisa terlaksana, saat ini pihaknya masih menunggu respons dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selaku pengambil kebijakan.

Selain menunggu keputusan dari DJKA Kemenhub, Ayep menyebut KAI Bandung selanjutnya juga masih menunggu kejelasan pihak yang bisa mengeksekusi usulan reaktivasi jalur kereta api non aktif rute Bandung-Ciwidey dan Banjar-Pangandaran itu.

Baca Juga: Bocoran Bey Machmudin soal Reaktivasi 2 Jalur Kereta Api di Jabar Guna Tingkatkan Pariwisata

"Kami ini operator. Atas usulan dari Pak Pj Gubernur Jabar, kami posisinya mendukung dan menanti arahan dari Kementerian Perhubungan dalam hal ini Ditjen KA sebagai regulator. Kami siap mendukung nantinya dengan pola-pola operasi yang disiapkan demi memperlancar proyek yang dikerjakan," ucap dia di Bandung, Senin 4 Maret 2024.

Ayep menjelaskan bahwa perlu inspeksi dan analisis lanjutan terkait dengan aset dan prasarana atas wacana reaktivasi jalur kereta api Bandung-Ciwidey dan Banjar-Pangandaran.

"Perlu observasi bersama, inspeksi, dan analisis lagi terkait dengan kondisi yang ada di jalur tersebut," katanya.

Dia memaparkan, di kedua rute jalur yang telah berpuluh tahun nonaktif tersebut, telah mengalami berbagai perubahan sejak masa jayanya dan ketika mulai dinonaktifkan.

Baca Juga: Usul Reaktivasi Jalur KA Bandung-Ciwidey dan Banjar-Pangandaran, Bey: Disetujui Asal Penuhi Syarat Kemenhub

Berdasarkan data yang diterimanya, Ayep mengungkapkan bahwa untuk bangunan dinas perkeretaapian antara Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey, masih ada dengan kondisi beragam mulai dari yang rusak sampai dimanfaatkan pihak lain dengan mekanisme sewa.

Untuk kondisi jalur lintas Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey, sebagian masih terlihat dan kebanyakan telah tertutup termasuk oleh aspal menjadi jalan.

"Untuk kedua jalur itu, menggunakan rel ukuran R25, di mana sebagian masih ada dan sebagian sudah hilang, begitu juga jembatannya," ungkap dia.

Dia mengungkapkan kondisi empat terowongan di jalur KA Banjar-Pangandaran yakni Batulawang, Hendrik, Juliana dan Wilhelmina hingga kini masih berdiri kokoh.

"Untuk terowongan Hendrik malah jadi akses jalan warga (mobil bisa masuk)," ucapnya.

Sebelumnya, Bey Machmudin mengatakan Pemprov Jabar mengusulkan kepada DJKA Kemenhub untuk mereaktivasi jalur KA Bandung-Ciwidey dan Banjar-Pangandaran guna mendongkrak kunjungan wisatawan, meningkatkan perekonomian warga, dan mengurangi kemacetan di jalan arteri.

Baca Juga: OJK Blokir 233 Pinjol Ilegal pada 2024, Begini Ciri-ciri Pinjol Tak Berizin Resmi

"Beberapa hari lalu, kami sudah mengusulkan kepada Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk jalur kereta api Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey. Kami minta tinjauan apakah memungkinkan direaktivasi," ujar Bey beberapa waktu lalu.

Panjang lintasan rel kereta relasi Banjar-Pangandaran yaitu 82 kilometer mulai dari Stasiun Banjar dan berakhir di Stasiun Cijulang dengan memiliki banyak jembatan dan terowongan. Jalur ini ditutup total pada 1 Februari 1982.

Sementara, jalur kereta api non aktif Bandung-Ciwidey berjarak 40 kilometer yang dalam kisahnya, dulu jalur tersebut digunakan untuk mengangkut hasil bumi dari Bandung selatan ke Stasiun Bandung dan Jakarta (Batavia).

Jalur kereta api dinonaktifkan pada 1982 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler