Baca Juga: Jokowi di Hadapan Penerima BPUM 2021: Semuanya Pada Kondisi Sangat Sulit
Anvisa mengatakan hanya empat negara bagian yang menyetujui persyaratan tersebut.
Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang memasarkan vaksin yang dikembangkan oleh Gamaleya Institute Moskow, dan Uniao Quimica belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Marcelo saat konferensi pers mengumumkan pembatalan kontrak 20 juta dosis Covaxin buatan Bharat Biotech India senilai 316 juta dolar AS (sekitar Rp4,56 triliun).
Marcelo mengklaim kontrak itu batal demi hukum lantaran Anvisa tidak menyetujui vaksin tersebut. Bharat Biotech memutus hubungan dengan Precisa Medicamentos, perwakilan sekaligus perantaranya di Brasil.***