Termasuk Buruan SAE, 6 Poin Hasil Konferensi Urban 20 Akan Disampaikan Ridwan Kamil di Presidensi G20 Bali

- 4 Agustus 2022, 21:00 WIB
Perwakilan MUFPP Secretariat dari Italia melihat langsung Buruan SAE di Kota Bandung sebagai program unggulan ketahanan pangan, Kamis Agustus 2022.
Perwakilan MUFPP Secretariat dari Italia melihat langsung Buruan SAE di Kota Bandung sebagai program unggulan ketahanan pangan, Kamis Agustus 2022. /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS - Ada enam poin rekomendasi yang dihasilkan Internasional Urban 20 dan Forum Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) yang berlangsung di Kota Bandung.

konferensi internaisonal MUFPP berlangsung di Kota Bandung pada tanggal 3 Agustus hingga 4 Agustus 2022.

Rekomendasi itu bakal disampaikan melalui Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada konferensi utama Presidensi G20 di Bali.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar mengatakan, rekomendasi yang merupakan hasil kesepakatan konferensi Urban 20 bakal termasuk bagian penting pada major meetings.

Baca Juga: Berikut Gejala Awal dan Cara Penularan Virus Cacar Monyet, Yana Mulyana Ajak Warga Bandung Terapkan PHBS

"Mulanya, kami berinisiatif mengusulkan isu pangan sebagai salah satu bahasan pada major meetings. Kami bersyukur, iniasisi itu bersambut, isu pangan telah menjadi bagian agenda pembahasan major meetings," tutur Gin Gin saat konferensi pers Urban 20 di Kantor DKPP, Jalan Arjuna, Kamis 4 Agustus 2022.

Konferensi internasional dengan usungan tema Meningkatkan Ketahanan Pangan Kota dan Menciptakan Future Work Melalui Urban Farming yang Berbasis Budaya dan Teknologi ini termasuk dalam rangkaian Urban 20.

Sejumlah perwakilan kota di Asia Pasifik, Uni Eropa, MUFPP bersepakat memunculkan rekomendasi.

Poin-poin yang menjadi rekomendasi, yakni berbagai pihak mesti memperhatikan keadilan akses dan distribusi pangan, penguatan kolaborasi antarpihak guna memastikan ketahanan pangan secara individu, lokal, nasional dan global.

Baca Juga: Seorang Pemuda Nekat Edarkan Sabu dan Ganja di Cilegon Demi Upah Rp450 Ribu

Selain itu, percepatan pembangunan dan penyebaran program untuk generasi muda di sektor pertanian pada perkotaan maupun pinggiran kota, peningkatan dukungan dalam pengembangan kebijakan pangan terutama pertanian perkotaan, mendorong partisipasi kota-kota lain di Asia Pasifik dan kawasan global lainnya untuk bergabung dengan Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) berikut mengambil peran dalam memperbaiki sistem pangan perkotaan masing-masing.

Ketahanan pangan kota, ucap Gin Gin, sangat penting bagi Kota Bandung. Meski tidak tampak, pemenuhan kebutuhan pangan di Kota Bandung.

Sebelum hadir Buruan SAE, 96,47 persen kebutuhan pangan Kota Bandung berasal dari luar daerah.

"Bagi masyarakat, barangkali tak menyadari hal itu, karena suplai pangan selalu melimpah di pasar-pasar," ucap Gin Gin.

Pada perspektif lebih luas, ketahanan pangan menyangkut urusan negara. Sepengetahuan Pemerintah Kota Bandung, terdapat sekitar 20 negara terancam bangkrut, di antaranya karena faktor ketahanan pangan.

Baca Juga: Lebih Berbahaya dari Makanan Manis, Ini Efek Makanan Berlemak Bagi Penderita Diabetes Kata dr. Cahyo

"Lantaran demikian, ketahanan pangan sangat penting. Untuk di Kota Bandung, kami terus menjaga kontinuitas, dan meluaskan gerakan Buruan SAE," ucap Gin Gin.

Sementara itu, Head of MUFPP Secretariat Filippo Gavazzeni menyebutkan, ketahanan pangan kota merupakan salah satu isu internasional.

Filippo mengapresiasi, Kota Bandung sudah memperhatikan isu itu, di antaranya dengan menjalankan program Buruan SAE.

Keberlanjutan Buruan SAE, kata Filippo, harus terjaga. Sebab menurutnya Buruan SAE sangat memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

Filippo bahkan menyatakan pihaknya siap menunjukkan upaya Kota Bandung membangun ketahan pangan kota ke masyarakat internasional, terutama 215 kota yang menandatangani Pakta Milan.

Baca Juga: ITENAS Bandung Sukses Raih Akreditasi UNGGUL dari BAN-PT, Rektor: Selanjutnya Program Internasionalisasi

"Kami terus mengampanyekan kepada dunia akan isu ketahanan pangan, termasuk saat G20 tahun berikutnya," ucap dia.

Sementara itu, akademisi dari Universitas Katolik Parahyangan Pius Sugeng Prasetyo menyebutkan, keterlibatan masyarakat merupakan hal fundamental dalam membangun ketahanan pangan kota.

Bersamaan dengan hal itu, Pius menyebut perlu terjalin kolaborasi antarpihak, juga komitmen pemerintah.

"Kami mengajak perguruan tinggi lain untuk bersama-sama mengampanyekan kepedulian akan isu pangan. Bahkan, idealnya, itu berjalan sejak tingkat pendidikan paling awal, seperti PAUD," kata Pius.

Konferensi internasional memiliki empat tujuan penting, yakni menguatkan kesadaran bersama terhadap permasalahan ketimpangan akses pangan sehat yang terjadi di beberapa belahan dunia, mendorong generasi muda untuk peduli dan terlibat dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan kota.

Baca Juga: Jangan Instal, Ini 17 Daftar Aplikasi yang Bisa Lenyapkan Uang di Akun Mobile Banking Kamu

Konferensi ini juga bertujuan mendorong komitmen bersama negara-negara anggota G20 dan anggota Milan Pact untuk melakukan urban farming dan pengurangan limbah makanan.

Selain itu konferensi Urban 20 bertujuan memperkuat jaringan dan kolaborasi skala nasional maupun internasional dalam mewujudkan kota cerdas pangan (food smart city).***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x