PRFMNEWS – Kota Bandung ternyata memiliki flyover paling “artsy” atau indah berseni. Jembatan layang estetik ini memiliki panjang 400 meter dan dibangun pada masa kepemimpinan Wali Kota Bandung Periode 2013-2018, Ridwan Kamil. Berlokasi di dua kecamatan yakni Kiaracondong dan Batununggal.
Dinobatkan sebagai flyover paling artsy di Indonesia lantaran dari segi penampilan atau desain, infrastruktur pendukung lalu lintas ini sangat menarik mengingat seluruh sisi jembatan dihiasi seni mural hasil karya seniman berasal dari Kota Bandung.
Pembangunan flyover berseni mural di Kota Bandung ini menerapkan teknologi terbaru yang pertama digunakan di Indonesia, yakni Teknologi Struktur Baja Bergelombang atau Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP). Teknologi kekinian tersebut memiliki beberapa keunggulan.
Kelebihan teknologi CMP dengan kombinasi timbunan baja ringan yang digunakan pada flyover ini antara lain, memangkas setengah waktu pengerjaaan konstruksi jembatan dengan panjang yang sama dan menghemat biaya hingga sekira 60% dibandingkan pembangunan flyover dengan struktur beton bertulang.
Penerapan inovasi pada pembangunannya membuat flyover estetik di Kota Bandung ini menjadi proyek percontohan hasil karya Pusat Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR.
Pembangunan flyover ini merupakan proyek kerja sama antara Pusat Jalan dan Jembatan Balitbang Kementerian PUPR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, dan Posco Steel Korea yang merupakan produsen baja berpusat di Pohang, Korea Selatan.
Total dana yang digunakan untuk pembangunan flyover ini sebesar Rp33,5 miliar, terbagi atas Rp21,5 miliar berasal dari anggaran Pusjatan Balitbang Kementerian PUPR, Rp10 miliar dari Pemkot Bandung, dan Rp2 miliar dari Posco Steel Korea dalam bentuk komponen material.
“Alhamdulilah Kota Bandung dijadikan percontohan untuk teknologi ini. Teknologi ini luar biasanya dua, yang pertama harganya sepertiga jadi sangat murah, kemudian waktu pengerjaannya hanya setengah dari waktu normal,” ujar Ridwan Kamil usai groundbreaking yang dihadiri Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Wakil Gubernur Jawa Barat Periode 2013-2018 Deddy Mizwar, Jumat 10 Juni 2016.
Waktu pengerjaan flyover ini dimulai dari groundbreaking pada Juni 2016 dan selesai selama 6 bulan pada akhir Desember 2016.
Menteri PUPR mengungkapkan struktur baja bergelombang dikombinasikan dengan timbunan baja ringan adalah salah satu rancang bangun aplikatif yang dikembangkan Balitbang, serta menjadi proyek percontohan mengatasi kemacetan di persimpangan sebidang jalan dan perlintasan kereta.
Jembatan layang yang pertama dibangun di Indonesia menggunakan teknologi struktur baja bergelombang dengan bentang 22 meter ini bertujuan mengatasi kemacetan di Persimpangan Jalan Antapani - Terusan Jalan Jakarta yang selama ini menjadi sumber kepadatan arus kendaraan khususnya pada jam sibuk.
Sesuai lokasi keberadaannya, infrastruktur pendukung lalu lintas tersebut bernama Flyover Antapani yang diresmikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada malam tahun baru 2017, dihadiri pula oleh Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, dan Basuki Hadimuljono.
“Flyover Antapani ini sebagai kado tahun baru untuk warga Antapani. Diharapkan dengan hadirnya Flyover Antapani dapat mengurai kemacetan yang kerap terjadi di sekitar wilayah ini,” tutur Ridwan Kamil.***