Warga Pasirjati Bandung Raup Untung Jutaan Rupiah Berkat Pengelolaan Sampah

16 Maret 2024, 19:00 WIB
Pengelolaan sampah organik di Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung /Diskominfo Kota Bandung

BANDUNG, PRFMNEWS - Warga RW 13 Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat membuktikan langsung bahwa pengelolaan sampah yang baik bisa mendatangkan keuntungan.

Sampah menghasilkan nilai ekonomis secara langsung bagi warga RW 13 Pasirjati yang melakukan pengelolaan dengan baik.

Keuntungan ini datang dari metode pengelolaan sampah berupa pengelolaan sampah organik yang dilakukan warga RW 13 Pasirjati.

Ketua Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KPSM) Erwiber RW 13 Bersih dan Berkah, Salamun mengungkapkan, sampah anorganik memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Oleh karenanya, kelompoknya mengumpulkan sampah anorganik dari warga.

"Non organik itu punya nilai jual. Kalau di sini pengurus tidak perlu pusing, ada Sedekah Sampah. Kita kasihkan ke petugas sampah, itu dikumpulkan dalam karung. Sebulan itu mampu menghasilkan Rp6,5 juta," katanya baru-baru ini.

Meskipun keuntungan tidak selalu sama, namun dari sampah tersebut mampu memberikan hasil tambahan bagi petugas sampah di wilayahnya.

Salman mengungkapkan, KPSM telah hadir sejak 5 tahun silam. Kelompoknya mampu mengolah sampah organik sebanyak 2 ton dengan berbagai metode.

"Ada metode maggot, hingga mesin pencacah organik. Kita upayakan ini untuk lebih optimal, " ungkapnya.

"Kami di sini sudah tidak terputus rantai pengelolaan sampahnya. Baby maggot ada di sini. Hasilnya untuk pakai ternak, bebek dan ayam petelor," tambah Salman.

Sedangkan untuk mengatasi bau akibat sampah organik, wilayah tersebut telah memproduksi secara mandiri yaitu Mikro Organisme Lokal (MOL). MOL merupakan komponen penting dalam pengelolaan sampah organik khususnya untuk mengatasi bau.

"Untuk atasi bau, di KPSM kami bikin MOL. Bahan bakunya buah - buahan yang tidak terpakai, seperti nanas, jeruk dan pisang. Kita produksi itu per jenis buah. Sehingga mampu menghilangkan aroma tidak sedap," ucapnya.

Sementara itu, Lurah Pasirjati, Agus Mulyana mengungkapkan, pengelolaan sampah di wilayahnya semakin berkembang.

"Pengelolaan sampah sudah tidak lagi konvensional, kumpul, angkut buang. Tapi kita edukasi memilah sampah mulai anorganik dan organik. Sehingga sampah berguna dan bermanfaat. Masyarakat bisa hidup dari sampah yang dihasilkan," bebernya.

Agus menuturkan, salah satu wilayah percontohan yaitu di RW 13 yang sudah berjalan sejak tahun 2018. Warga mampu beradaptasi dengan sampah hingga menghasilkan nilai ekonimis.

"Ini RW pertama dan RW inisiator di kelurahan kami. Warganya mampu mengelola sampah," tutur Agus.

Agus berharap kisah sukses pengelolaan sampah organik ini mampu menjamur ke wilayah lain. Sehingga masyarakat secara mandiri mampu mengelola sampah mulai dari sumbernya.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler