Epidemiolog Sebut Gelombang Ketiga Covid-19 Bisa Saja Terjadi, Pelonggaran Aktivitas Bukan Tanda Aman

24 September 2021, 11:21 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pexels/CDC

PRFMNEWS - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan jika gelombang ketiga peningkatan kasus Covid-19 bisa saja terjadi.

Dikutip dari ANTARA, Jumat 24 September 2021, Dicky mengungkapkan hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor.

Salah satu faktornya adalah jumlah masyarakat yang telah melakukan vaksinasi belum dalam jumlah yang cukup.

Baca Juga: Floating Market Lembang Gelar Vaksinasi Gunakan Pfizer untuk Masyarakat Umum

Baca Juga: Inspektorat Kota Bandung Selalu Lakukan Early Warning Agar Tak Ada Penyimpangan Anggaran di Masa Pandemi

"Gelombang ketiga itu sangat bisa terjadi karena cakupan vaksinasi kita masih belum lebih dari setengah populasi yang lengkap," kata Dicky.

Sementara itu faktor lainnya adalah kondisi di tiap daerah dalam penerapan standar aman dari Covid-19 belum merata.

Kemampuan dan kemauan setiap daerah berbeda-beda sehingga pemerintah tetap harus melakukan pembatasan kegiatan yang tidak perlu.

"Pelonggaran pembukaan aktivitas apa pun itu bukan tanda aman," lanjutnya.

Baca Juga: BST Rp300 Ribu Tak Lagi Dicairkan, Kemensos Kini Fokus di PKH dan BPNT

Baca Juga: Satpol PP Kota Bandung Amankan ODGJ yang Ngamuk di Sekitar Hotel Savoy Homann Kamis Malam Kemarin

Masyarakat dan pemerintah diminta untuk tidak abai dalam melihat penurunan kasus yang terjadi saat ini.

Ancaman gelombang ketiga tetap harus disikapi dengan kewaspadaan dan kehati-hatian.

"Masyarakat dan pemerintah harus hati-hati dalam menanggapi penurunan kasus Covid-19 saat ini," ungkapnya.

Dalam kondisi seperti ini, masyarakat juga diminta untuk tidak euforia dengan menggelar acara yang menyebabkan kerumunan.

Dicky menekankan jika Tanah Air masih dibayang-bayangi ancaman gelombang ketiga peningkatan kasus Covid-19.

Baca Juga: Simak Jadwal Swab Antigen Bagi Peserta SKD CPNS dan PPPK Non Guru kota Bandung

Baca Juga: Robby Darwis Pastikan PSKC Cimahi Siap Arungi Liga 2 yang Dimulai Pekan Depan

Baginya, protokol kersehatan dalam kegiatan masyarakat bukan jaminan, protokol kesehatan akan berfungsi efektif jika data dan indikator lainnya juga cukup kuat.

"Protokol kesehatan dalam satu kegiatan bukan barang ajaib atau jaminan. Protokol kesehatan akan berfungsi efektif ketika data-data atau indikator memang sudah kuat," pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler