Selanjutnya sang Ustadz menerjemahkan ucapan ini secara bahasa, kata-perkatanya mulai dari اللهُمَّ ( “Allāhumma” ) yang bermakna “ya Allah”, اجْعَلْنَا ( “j'alnā” ) yang bermakna “jadikanlah kami”, lalu مِنَ ( “min” ) yang bermakna “dari”.
Kemudian الْعَائِدِيْنَ ( “’ā’idīna” ) merupakan bentuk Jama' Mudzakkar Sālim yang Majrūr dari Ismul Fā'il (kata benda untuk pelaku) untuk Fi'il (kata kerja) عَادَ – يَعُوْدُ yang maknanya adalah “orang-orang yang kembali”, terakhir الْفَائزِيْنَ juga merupakan bentuk Jama' Mudzakkar Sālim yang Majrūr dari Ismul Fā'il untuk Fi’il فَازَ – يَفُوْزُ yang maknanya adalah “orang-orang yang sukses.
Baca Juga: 10 Link Twibbon Menyambut Hari Raya Idul Fitri 2022
Jadi terjemahan yang benar untuk ucapan Minal Aidin Wal Faizin adalah “(Semoga kita termasuk) dari (golongan) orang-orang yang kembali (kepada kesucian) dan juga orang-orang yang sukses.”
Lebih lanjut Ustadz Muhammad Al-Habsyi juga mengatakan bahwa maksud kembali kepada kesucian itu terkait dengan sifat asli alamiah manusia yang memang terlahir suci. Sebagaimana yang diterangkan dalan suatu Hadits dari Abu Hurairah RA :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ : كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ : فَأَبَوَاهُ يَهُوْدَانِهِ أَوْ يُنَصَّرَانِهِ أَوْ يُمَجَّسَانِهِ.
“Rasulullah SAW bersabda : setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci dan orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR. Bukhari dan Muslim).
Adapun maksud dari orang-orang sukses adalah orang-orang yang mendapatkan surga dan terhindar dari api neraka.
Baca Juga: Malaysia Akan Tidak Wajibkan Lagi Penggunaan Masker Mulai 1 Mei Besok
Terakhir, sebenarnya para sahabat Rasulullah SAW dulu tidak pernah mengucapkan Minal Aidin Wal Faizin saat Hari Raya. Apa yang diucapkan oleh mereka? dari Jubair bin Nufair berkata : Sahabat Rasulullah SAW ketika saling berjumpa di Hari Raya maka mereka akan mengucapkan :