Network
PRFMNEWS – PT KAI Daop 2 Bandung mengklarifikasi protes calon penumpang kereta api (KA) terkait aturan face recognition boarding gate atau scan wajah untuk masuk ke area peron di Stasiun Bandung. Protes tersebut viral usai diunggah melalui media sosial (medsos) X (dulu Twitter) oleh akun @/fchkautsar.
Manajer Humas PT KAI Daop 2 Mahendro Trang Bawono memastikan informasi yang beredar di X bahwa penumpang wajib memakai metode face recognition (pemindaian muka) untuk boarding di Stasiun Bandung dan harus menunggu 10 menit sebelum jam keberangkatan KA baru boleh masuk area peron, tidaklah benar.
“Pelanggan KA baik itu yang sudah terdaftar menggunakan sistem pemindaian wajah maupun yang masih menggunakan sistem boarding secara manual, diperbolehkan melakukan boarding mulai dari tiga jam sebelum jadwal keberangkatan KA,” kata Mahendro, Senin 20 November 2023.
Menurut Mahendro, kejadian calon penumpang protes di X setelah menolak menggunakan face recognition boarding gate dan disuruh tunggu 10 menit sebelum jadwal keberangkatan kereta api baru boleh masuk area peron Stasiun Bandung merupakan kesalahpahaman antara petugas KAI ketika menyampaikan aturan boarding kepada yang bersangkutan.
“Oleh karena itu, PT KAI Daop 2 Bandung menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan tersebut. Hal tersebut, tentunya menjadi masukan bagi kami agar dapat memberikan sosialisasi dan edukasi kepada petugas kami di lapangan terkait aturan boarding yang kami terapkan di Stasiun Bandung,” ujar dia.
Mahendro menambahkan, penerapan layanan face recognition untuk melakukan proses boarding calon penumpang KA yang telah melakukan registrasi sudah diterapkan di pintu utara Stasiun Bandung mulai 1 Oktober 2023.
“Bagi pelanggan KA yang belum melakukan atau tidak berkenan melakukan registrasi face recognition dapat menggunakan pintu selatan Stasiun Bandung untuk boarding secara manual,” ungkapnya.
Baca Juga: Cara dan Syarat Daftar Face Recognition Boarding KAI Lewat Aplikasi Access atau Langsung di Stasiun
