Banyak Petani yang Belum Paham Soal Kartu Tani, Kelompok Tani Gencarkan Sosialisasi

11 Oktober 2020, 12:49 WIB
Ketua Kelompok Tani Brajaya Desa Nengkelan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Dian Kurniawan Muharam (kanan) berkoordinasi dengan kios penjual pupuk untuk memastikan mereka paham akan penggunaan kartu tani. //Kelompok Tani Brajaya Nengkelan

PRFMNEWS - Ketua Kelompok Tani Brajaya Desa Nengkelan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Dian Kurniawan Muharam mengaku masih banyak petani yang masih belum paham akan fungsi Kartu Tani.

Para petani tersebut hanya menerima informasi bahwa yang tidak memiliki Kartu Tani tidak bakal bisa mendapatkan pupuk subsidi.

Padahal menurutnya, dengan adanya Kartu Tani ini maka penyaluran pupuk bersubsidi bakal tersalurkan dengan jelas. Karena besaran alokasi pupuknya bakal sesuai dengan kebutuhan lahan tani di lokasi tertentu.

Baca Juga: Seluruh Indonesia Alami Kelangkaan Pupuk, Dinas Pertanian Minta Petani Maksimalkan Pupuk Organik

“Sebenarnya dengan adanya kartu tani, InsyaAllah dan alhamdulillah penyaluran pupuk bersubsidi yakin bakal tersalurkan dengan jelas. Dikarenakan para petani tahu betul pemerintah itu ada, dengan adanya kartu tani tersebut,” ujarnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Minggu 11 Oktober 2020.

Untuk itu, Dian mengaku pihaknya terus berusaha menyosialisasikan program Kartu Tani agar bisa dinikmati oleh masyarakat secara utuh. Selain itu, koordinasi dengan Balai Pelatihan Pertanian Ciwidey (BPP) pun terus ditingkatkan.

“Banyak di lapangan, meskipun masih banyak terkesan para petani yang bingung dengan adanya kartu tani tapi alhamdulillah di Kecamatan Ciwidey sudah berjalan agak lama, alhamdulillah para petani sudah mengetahui dan mengerti betul apa gunanya kartu tani tersebut. Meskipun teknisnya agak sulit memberi pemahanan pada para petani,” jelas Dian.

Baca Juga: Harga Pupuk Meroket, Petani: Belum Apa-apa Sudah Ngitung Rugi Bukan Ngitung Untung

Diketahui, di Desa Nengkelan terdapat sedikitnya 4.500 petani yang berhak dan mendapatkan Kartu Tani. Jumlah tersebut terdiri dari petani tulen dan buruh tani.

“Kalau di desa saya itu 4.500 orang lebih itu wajib dapat kartu tani. Karena rata-rata warga itu petani dan buruh tani. Kebanyak di desa saya lahan pada punya apalagi sekarang nanam kopi,” kata dia.

Selain itu, sore nanti dirinya dan tim bakal kembali menemui para petani untuk kembali menyosialisasikan program Kartu Tani.

Baca Juga: Catat Tanggalnya! Film Baru Disney ‘Soul’ Akan Tayang di Disney+

“Kita melakukan penguncian para anggota kelompok tani itu, kedua harganya di angka berapa, ketiga penjelasan melihat pendataan di masing-masing desa yang belum masuk petaninya yang dapat kartu tani tersebut,” kata Dian.

Di samping itu, ia meminta pemerintah dalam hal ini setingkat desa dan kecamatan untuk meningkatkan koordinasi dengan para petani. Karena diakuinya, kerja sama antar lembaga tersebut belum terlalu produktif.

“Kamis sudah berikan tembusan ke pemerintah desa kecamatan tapi seolah tidak peduli, dalam penyebaran dan memberikan informasi tentang kartu tani itu tanpa adanya anggaran, mulai dari penjemputan kartu tani susulan, penyebarannya pun anggarannya tidak ada,” tutupnya.***

Editor: Rifki

Tags

Terkini

Terpopuler