Pesona Calon Objek Wisata Baru di Labuan Bajo, Alternatif Kunjungan Wisatawan Saat TN Komodo Ditutup

Penulis: Agung Tri Nurcahyo
Editor: Indra Kurniawan
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) akan menggelar groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Taman Parapuar sebagai daya tarik baru dan salah satu destinasi wisata alternatif di kawasan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) akan menggelar groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Taman Parapuar sebagai daya tarik baru dan salah satu destinasi wisata alternatif di kawasan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). /Dok. Kemenparekraf

PRFMNEWS – Kawasan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan memiliki tempat wisata baru. Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) akan melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pada 8 Agustus 2024 menandai pembangunan kawasan destinasi wisata alam baru ini.

Plt. Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh mengatakan pihaknya menyiapkan Taman Parapuar sebagai daya tarik baru dan salah satu destinasi wisata alternatif di kawasan Labuan Bajo yang nantinya dapat dikunjungi wisatawan ketika Taman Nasional (TN) Komodo dilakukan penutupan sementara.

"Kami berharap dengan hadirnya (Taman) Parapuar sebagai salah satu kawasan dan destinasi baru, akan membuat wisatawan punya lebih banyak lagi pilihan saat berwisata ke Labuan Bajo juga Flores NTT pada umumnya," kata Frans dalam keterangan tertulis di laman resmi Kemenparekraf, Senin 29 Juli 2024.

Baca Juga: Keren! Masinis Asal Indonesia Sudah Bisa Kemudikan KA Cepat Whoosh Secara Mandiri

Keunggulan Taman Parapuar, ujar Frans, salah satunya memiliki lokasi strategis yakni di pusat kota Labuan Bajo. Wisatawan hanya membutuhkan waktu 5 menit dari Bandara Internasional Komodo dan 7 menit dari kawasan Marina Waterfront.

Pesona yang ditawarkan Taman Parapuar antara lain keindahan pemandangan saat sunset (matahari tenggelam) dan sunrise (matahari terbit).

"Jadi saya kira ini satu lokasi yang strategis yang bisa diakses dengan mudah dan berada di ketinggian kurang lebih 238 meter di atas permukaan laut. Jadi pemandangannya sangat menantang, kita bisa menikmati sunset dan sunrise," ungkapnya.

Baca Juga: Isi Aturan Larangan Jual Rokok Eceran, Iklan dan Lokasi Penjualan hingga Gambar-Tulisan Kemasan Rokok Terbaru

Taman Parapuar, imbuhnya, turut mengusung konsep wisata alam di dalam hutan. Sehingga taman ini bisa menjadi destinasi wisata alternatif di Labuan Bajo menjelang uji coba penerapan penutupan berkala dan sistem buka tutup di TN Komodo pada 2025.

"Upaya konservasi dari Taman Nasional ini benar-benar kami perhatikan dan tentu saja ini sebagai salah satu sumbangsih agar kita bisa melestarikan alam dan keindahan itu kita coba menjaga ekosistemnya. Kita ingin mendorong Parapuar ini menjadi salah satu destinasi alternatif yang dapat itu dikunjungi dengan mengutamakan kearifan lokal," terangnya.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya menambahkan, pembangunan Taman Parapuar diharapkan bisa menjadikan Labuan Bajo sebagai salah satu pilihan destinasi wisata di Indonesia selain Bali.

Baca Juga: Kota Bandung Kini Punya 8 Kampung Wisata Kreatif, Dimana Saja Lokasinya?

Mengingat Labuan Bajo kini telah menjadi salah satu destinasi pilihan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara ke Indonesia.

"Berdasarkan data dari Global Distribution System (GDS), pada tahun 2024 terdapat 4.137.720 pencarian terkait Labuan Bajo dan memang Labuan Bajo ini menjadi destinasi pelengkap di Indonesia selain Bali," kata Nia.***


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub