PRFMNEWS - Kegiatan berolahraga bertujuan untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar. Namun tak jarang, olahraga juga memiliki risiko cedera.
Biasanya cedera yang sering menimpa seseorag saat berolahraga terletak di bagian tubuh yang digerakan seperti kaki, tangan dan kepala.
Sebagian masyarakat sendiri memilih melakukan relaksasi dengan dipijit untuk menghilangkan rasa sakit.
Baca Juga: Jelang Kick Off Liga 1 2020, Mantan Fisioterapis Timnas Ingatkan Soal Risiko Cedera Pemain
Namun, kebiasaan memijat bagian cedera itu ternyata salah. Menurut Fisioterapis, Lutfinanda Amary Septiandy saat tubuh mengalami cedera, bagian yang terasa sakit tersebut tengah mengalami pendarahan. Sehingga ia tidak menyarankan untuk melakukan metode pijat.
"Otomatis pembuluh darah melebar, dan suplai darah jadi banyak, suhu tubuh pun meningkat. Kita lihat juga bagian yang cedera itu terkadang memar bahkan hingga memerah. Ketika dipijat kita menaikan suhu tubuh dan suhu jaringan. Kalau panas ketemu panas akan berisiko cedera parah," ungkapnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel Sabtu, 1 Agustus 2020.
Baca Juga: Wargi Bandung, Begini Pola Rekayasa Lalu Lintas Seputaran Proyek Flyover Jalan Jakarta-Supratman
Oleh karena itu mantan Fisioterapis timnas Indonesia itu pun menyarankan, ketika seseorang mengalami cedera menggunakan metode RICE atau Recovery Ice Compression Elevation.
"Misalkan di cedera angkel. Kita harus recovery dulu. Hentikan dulu aktivitas olahrga. Lalu untuk menghilangkan rasa nyeri siapkan es. Kemudian Compression atau kompres bagian nyeri dengan es tersebut. Dan terakhir Elevation atau mengangkat bagian yang cedera. Usahakan posisinya berada di atas jantung kita sambil berbaring," jelasnya.***