Perkembangan Kasus Mpox di Indonesia hingga Agustus 2024, Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Penularan Virus

Penulis: Agung Tri Nurcahyo
Editor: Indra Kurniawan
Ilustrasi Monkeypox atau Mpox. Kemenkes siapkan belasan lab bagi yang terpapar virus Mpox.
Ilustrasi Monkeypox atau Mpox. Kemenkes siapkan belasan lab bagi yang terpapar virus Mpox. /Pixabay/ DarkoStojanovic/

Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, SPKK(K), dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) menerangkan bahwa varian Mpox Clade I, baik Subclade 1a maupun 1b sampai saat ini belum terdeteksi di Indonesia. Sejak 2022 hingga kini, varian yang ditemukan di Indonesia adalah varian Clade II.

“Clade I memang menurut refleksi angka fatalitas rate-nya relatif lebih tinggi dibanding Clade II, terus kemudian varian ini biasanya disebabkan oleh close contact (kontak erat), tidak melulu seksual kontak,” ungkapnya.

Karena Mpox terutama menyerang kulit, Prasetyadi mengimbau kepada siapa pun yang dicurigai terinfeksi Mpox dan muncul gejala, agar tidak memencet dan menggaruk lesi/tonjolan yang muncul di kulit, serta sebaiknya membiarkan lesi tersebut. Sebab lesi, baik yang basah maupun yang sudah mengering berpotensi menularkan virus.

“Pasien juga tidak boleh berbagi barang-barang pribadi seperti handuk dan pakaian. Apabila terdapat benjolan atau bintil dan mengalami luka atau erosif, sebaiknya segera diberi obat,” ucapnya.

Baca Juga: Komplikasi Cacar Monyet atau Mpox, Waspada Gejala yang Sering Terjadi di Bagian Tubuh ini

Berdasarkan laporan “Technical Report Mpox di Indonesia Tahun 2023” yang diterbitkan Kemenkes pada 2024, gejala Mpox pada kasus konfirmasi yang paling banyak dilaporkan, antara lain lesi, diikuti oleh demam, ruam, dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening).

Durasi kesembuhan pasien Mpox bervariasi mulai dari 2-4 minggu. Periode lama sakit paling singkat adalah 14 hari dari timbulnya gejala pertama.

Dari sisi pencegahan dan perawatan pasien Mpox, Kemenkes mengupayakan pemenuhan vaksin dan obat-obatan termasuk antibiotik. Sebagian besar kasus Mpox di Indonesia diberikan terapi suportif dan simtomatis. Kasus tersebut dilakukan perawatan dan isolasi, baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri.

Kemenkes telah melaksanakan vaksinasi Mpox bagi kelompok risiko tinggi pada tahun 2023 terhadap 495 sasaran. Pada tahun 2024 sedang dalam proses penyiapan total 4.450 dosis vaksin, yakni 2.225 sasaran dengan 2 dosis per individu.***

Halaman:

Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub