Perkembangan Kasus Mpox di Indonesia hingga Agustus 2024, Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Penularan Virus

Penulis: Agung Tri Nurcahyo
Editor: Indra Kurniawan
Ilustrasi Monkeypox atau Mpox. Kemenkes siapkan belasan lab bagi yang terpapar virus Mpox.
Ilustrasi Monkeypox atau Mpox. Kemenkes siapkan belasan lab bagi yang terpapar virus Mpox. /Pixabay/ DarkoStojanovic/

PRFMNEWS – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan perkembangan data kasus konfirmasi cacar monyet atau Monkeypox / Mpox terbaru. Hingga Sabtu 17 Agustus 2024 terdapat 88 kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.

Gejala Mpox hingga penyebab, cara penularan dan mencegah tertular virus Monkeypox menjadi informasi penting yang disampaikan Kemenkes RI sebagai upaya mengantisipasi kasus konfirmasi cacar monyet di Indonesia semakin meluas pada tahun 2024.

Terkait rincian data kasus cacar monyet di Indonesia tersebut, Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr. Yudhi Pramono, MARS, memaparkan wilayah DKI Jakarta tercatat ada 59 kasus konfirmasi Monkeypox, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 konfirmasi, Jawa Timur 3 konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi.

Baca Juga: Syarat PPPK Ikut Rekrutmen CPNS 2024

“Dari jumlah tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh. Jika dilihat tren mingguan kasus konfirmasi Mpox di Indonesia dari tahun 2022 hingga 2024, periode dengan kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023,” tutur Yudhi dalam keterangan tertulis di laman resmi Kemenkes, Minggu 18 Agustus 2024.

Yudhi menambahkan, dari 88 kasus Monkeypox di Indonesia yang dikonfirmasi, sebanyak 54 kasus memenuhi kriteria untuk dilakukan whole genome sequencing (WGS) guna mengetahui varian virusnya.

“Dari 54 kasus ini seluruhnya varian Clade IIB. Clade II ini mayoritas menyebarkan wabah Mpox pada tahun 2022 hingga saat ini dengan fatalitas lebih rendah dan ditularkan sebagian besar dari kontak seksual,” ujarnya.

Cara penularan virus Mpox (MPXV) dari manusia ke manusia dapat melalui kontak erat dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi, serta kontak tidak langsung pada benda yang terkontaminasi atau droplet.

Baca Juga: Kenapa Pengguna Media Sosial Ramai-ramai Posting Video Peringatan Darurat? Cek Penjelasannya

Halaman:

Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub