Siapkan Vaksin untuk Cegah Penyebaran Mpox 2024, Kemenkes Imbau Terapkan Perilaku Seksual yang Aman

Editor: Indra Kurniawan
Virus Cacar Monyet (Mpox) Merebak di Indonesia: Gejala, Penyebaran, dan Langkah Pencegahan
Virus Cacar Monyet (Mpox) Merebak di Indonesia: Gejala, Penyebaran, dan Langkah Pencegahan /taufikr/garut60detik

PRFMNEWS - Plh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Yudhi Pramono, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan total 4.450 dosis vaksin untuk pencegahan cacar monyet (monkeypox/Mpox). Vaksin ini akan diberikan kepada 2.225 individu, dengan masing-masing menerima dua dosis guna meningkatkan perlindungan terhadap penyakit yang kini menjadi perhatian global.

Yudhi menjelaskan Kementerian Kesehatan telah melaksanakan pencegahan. “Vaksinasi Mpox bagi kelompok risiko tinggi pada tahun 2023 terhadap 495 sasaran,” tuturnya seperti dilansir dari ANTARA.

Upaya ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus di tengah lonjakan kasus yang dilaporkan di berbagai negara.

Yudhi juga menyampaikan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menetapkan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional. Keputusan ini diumumkan pada 14 Agustus 2024, menyusul peningkatan kasus Mpox di Republik Demokratik Kongo dan beberapa negara Afrika lainnya.

Baca Juga: Strategi WHO Melawan Penyebaran Wabah Mpox, Ternyata Bukan Vaksinasi Massal

Penetapan status darurat ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit ini, terutama dengan munculnya kasus baru di luar Afrika. Yudhi menjelaskan bahwa pada 15 Agustus 2024, Swedia menjadi negara pertama di luar benua Afrika yang mengonfirmasi kasus Mpox Clade Ib pada seorang individu dengan riwayat perjalanan ke Afrika Tengah. Clade I dikenal lebih parah dan memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Clade II, yang sebelumnya menjadi penyebab wabah di Eropa.

Yudhi menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap penularan virus Mpox, terutama yang terjadi dari manusia ke manusia. Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak erat dengan cairan tubuh atau kulit orang yang terinfeksi, serta kontak tidak langsung dengan benda yang telah terkontaminasi virus. Penularan juga bisa terjadi melalui kontak langsung kulit ke kulit atau membran mukosa, termasuk saat melakukan kontak seksual.

Selain itu penularan melalui droplet pernapasan membutuhkan kontak erat yang cukup lama, sehingga anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah dengan penderita memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami cara-cara penularan ini agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Baca Juga: Pilkada Serentak 2024 Kian Dekat, Presiden Jokowi: Tidak Kalah Rumit Dibanding Pemilu

Yudhi menjelaskan bahwa gejala Mpox yang paling sering dilaporkan pada kasus terkonfirmasi meliputi lesi kulit, demam, ruam, dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening). Gejala-gejala ini perlu diwaspadai, terutama di kalangan individu yang memiliki riwayat kontak erat dengan penderita.

Sebagai respons terhadap status darurat kesehatan ini, Yudhi mengimbau masyarakat, terutama mereka yang sering melakukan perjalanan, untuk tetap waspada dan menghindari bepergian ke negara-negara yang terjangkit Mpox. Selain itu, Ia juga menekankan pentingnya menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menerapkan perilaku seksual yang aman, seperti menghindari berganti-ganti pasangan atau perilaku seks sesama jenis, guna mencegah penyebaran penyakit ini.***


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub